REWANG



Tradisi rewang yang kami lakukan pagi tadi.
Beberapa waktu belakangan ini, perkataan “rewang” begitu sering terdengar disebutkan teman-teman di sini. Mulanya saya rasa aneh dan ingin tahu apa maksudnya. Mereka menyebut istilah itu untuk menyatakan pekerjaan menolong, gotong royong masyarakat bagi melancarkan kenduri kawin. Ya, kami memang sedang sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk kelancaran kenduri perkawinan anak seorang teman.

Iseng-iseng, saya mencari tahu lebih jauh tentang tradisi tersebut. Dan, apa yang saya temukan? Ternyata rewang ini adalah tradisi yang mulanya berkembang dari komunitas masyarakat Jawa yang ada di Malaysia. Salah satunya adalah di wilayah Kuala Selangor, Selangor, yang memang terkenal sebagai salah satu tempat bermukimnya masyarakat berketurunan Jawa di sini.

Penelusuran terus dilanjutkan. Saya ingin mengetahui apakah masyarakat di Jawa sendiri mengenal tradisi ini atau tidak. Sebab, ada beberapa tradisi yang berkembang di sini, tidak dikenal dengan nama sama di Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa. Hasil penelusuran menemukan bahwa, masyarakat Jawa di Indonesia pun mengenal tradisi rewang ini, dengan sebutan yang sama. Menarik!

Rewang dalam Bahasa Jawa bermaksud pembantu. Aktivitasnya disebut ngerewangi. Merupakan usaha membantu, menolong saudara, tetangga, atau pun teman, untuk melancarkan penyelenggaraan pesta pernikahan, kenduri selamatan atau acara-acara hajatan lainnya. Bantuan utama yang biasanya dilakukan adalah memasak untuk kepentingan saat kenduri. Selain itu juga mempersiapkan tempat berlangsungnya acara.

Tradisi ini terus dipertahankan masyarakat berketurunan Jawa yang berada di Malaysia, yang akhirnya dikenal tidak hanya di negeri-negeri yang banyak keturunan Jawanya. Seperti yang saya dan teman-teman lakukan beberapa minggu ini. Kami bersama-sama mempersiapkan segala keperluan untuk peresmian pernikahan anak seorang teman, akhir minggu depan. Di antara yang dipersiapkan adalah memasak muruku, sejenis penganan yang aslinya berasal dari India, tapi sudah menjadi santapan umum masyarakat di sini. Muruku disiapkan untuk hidangan tambahan saat kenduri nanti dan sebagian lainnya dijadikan sebagai cenderamata yang akan diberikan kepada tetamu yang datang. Kerja yang banyak, saat dilakukan bersama-sama, akan terasa ringan dan selesai lebih cepat. Itulah yang terasa. Tanpa disadari semua kerja hampir mendekati selesai sebelum hari H sampai.

Secara umum, semua tempat mengenal tradisi ini. Mungkin hanya berbeda pada nama saja.  Sikap tolong menolong adalah sikap dasar yang dimiliki sebuah masyarakat, di mana pun. Rewang, atau apa pun namanya, adalah tradisi turun temurun yang layak untuk terus dipertahankan sampai kapan pun. Walaupun kondisi masyarakat saat ini yang lebih individualis, sibuk yang tidak terkira, tidak salahnya menyisihkan waktu untuk membantu jiran tetangga dan lebih mengeratkan silaturahmi antar sesama. Semoga anak cucu kita nanti tetap mengenal dan mengamalkan tradisi ini.

Comments

  1. Tambah pengetahuan saya membaca blog ini..trims..☺

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah