CERITA SEBUAH DRAMA

Entah apa yang menyebabkan drama televisi dari Korea, begitu menambat hati untuk ditonton. Bukan semua drama yang ditayangkan, saya suka. Hanya drama-drama dengan tema yang lain daripada lain saja. Yang punya nilai-nilai kewajaran yang standar, yang bisa membuat betah untuk ditonton.


Saya, adalah seorang penikmat drama yang cerewet, menurut anak saya. Saya sering membandingkan drama Korea dengan drama Malaysia atau sinetron Indonesia. Yang paling sering dicereweti adalah kewajaran jalinan ceritanya dan solekan pemerannya. Waah!

Ketidakpuasan terhadap kedua hal itu sering menjadikan saya berhenti atau tidak menonton sama sekali drama tersebut. Bagi saya, sebuah drama, walau mungkin hanya fiktif, harus tetap punya kewajaran dalam pemaparannya. Apalagi jika ide ceritanya adalah kisah kehidupan sehari-hari. Contohnya sebuah drama televisi Malaysia, yang diputar beberapa waktu lalu. Lupa judulnya. Dikisahkan perjalanan kehidupan dalam cerita itu terjadi dari masa sekarang sampai lima tahun kemudian. Ketidakwajaran apa yang saya temui dan membuat penilaian terhadap drama tersebut menurun? Penampilan fisik salah seorang tokoh lelakinya, tetap sama. Bahkan setelah lima tahun kemudian, yaitu rambutnya panjang dikuncir pada masa sekarang. Dan, masih dalam kondisi yang begitu, lima tahun kemudian. Ini mengurangi kewajaran perjalanan sebuah cerita. Detail yang demikian yang sering dilewatkan oleh pelaku-pelaku produksi sebuah drama. Kelihatannya kecil, tetapi efeknya cukup mencacatkan keseluruhan cerita. Padahal bisa saja, tetap berambut panjang, tetapi dilepas kuncirnya. Atau dipendekkan sedikit rambutnya. Yang penting ada perbedaan yang jelas antara satu masa yang cukup lama itu.

Bandingkan dengan drama-drama Korea. Walaupun ada juga yang tidak memperhatikan detail demikian, tetapi kebanyakan sangat memperhatikan hal-hal kecil begitu. Jika ada perbedaan masa yang cukup panjang dalam sebuah cerita, maka pemeran akan diubah penampilan fisiknya. Misalnya kalau dulu rambutnya pendek atau keriting, maka beberapa tahun kemudian rambutnya menjadi panjang atau lurus. Sederhana, tetapi cukup memberi kesan bahwa sebuah produksi drama tersebut dibuat bersungguh-sungguh dan cukup kajian pra produksinya. Bagi saya, ini cukup menarik.

Kewajaran lain yang sering tidak diperhatikan adalah solekan pemeran-pemerannya. Terutama pemeran wanitanya. Pemeran dalam drama-drama Korea, biasanya solekannya tipis-tipis saja. Kecuali jika memang ada tokoh yang digambarkan suka dengan solekan yang menor. Kalau ada bagian yang harus tidur, maka lebih tipis lagi solekannya. Yah, layaknya seorang yang hendak tidur, terlebih dahulu membersihkan semua solekan yang ada di wajah. Apa yang terjadi dalam drama atau sinetron di Malaysia dan Indonesia? Bulu mata palsu seolah-olah menjadi bahan yang senantiasa harus digunakan. Bahkan waktu tidur. Solekan tetap tebal, rambut tetap rapi seperti saat keluar pagi. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, siapa yang tidur dengan bulu mata palsu dan solekan tebal? Saya rasa, tidak ada yang sanggup tidur dengan kondisi begitu. Seharusnya detail seperti itu wajar menjadi perhatian tim produksi, agar penampilan keseluruhan drama tersebut menjadi menarik untuk ditonton. Paling kurang, bagi sayalah. Hehehe …! Saya yakin, ramai yang sependapat tentang hal ini.

Ini hanyalah sekedar bebelan singkat saya tentang kenapa saya begitu betah menonton drama-drama Korea dibandingkan drama-drama Melayu. Drama Melayu masih saya tonton juga beberapa di antaranya, terutama yang disiarkan oleh RTM. Namun, sinetron Indonesia, sama sekali jauh dari tontonan saya. Kalau ada drama-drama sekelas Siti Nurbaya, Losmen, yang dulu ditayangkan TVRI, mungkin saya akan terpancing untuk menontonnya. Tambah lagi sekarang tidak tinggal di Indonesia, maka semakin berkuranglah keinginan untuk menontonnya. Sinetron yang dipilih televisi Malaysia, umumnya adalah sinetron dengan ide cerita yang entah apa-apa. Mengarut, kalau orang sini bilang. Sekali lagi, ini hanya sekedar pandangan awam salah seorang peminat drama Korea. Selesai sudah menuliskan uneg-uneg untuk hari ini. 😊

Comments

  1. Sayapun salah satu penikmat drama korea.. tapi cerita yg pendek2 dan drama romance saja.. hahaha...

    ReplyDelete
  2. Hahahahha...sama, ka. Aku juga perhatiin details bgitu. Mau tidur, make up masih komplit. Bahkan tersesat di hutanpun, blush on, bulu mata, dll masih lengkap bahkan msh pake high heels. Wkwkwkkw. Ga sesuai real

    ReplyDelete
  3. Setuju pakai banget... Korea drama pembuatannya lebih keliatan bersungguh sungguh.. Memlperhatikan tiap detailhampir semua aspek. Pendukung... Kaya drama yang kedokteran pun istilah samali peralatan medisnyapun meyakinkan sekali jauuuuhhhhjh kalau di bandingkan sama. Sinetron indonesia 😜

    ReplyDelete
  4. Setuju! Losmen yes .. sinetron? Nggak deh, capek ,,��

    ReplyDelete
  5. Wah, menarik nih. kalo sy malah tidak terlalu mementingkan detail seperti itu. Menonton bagi sy sekedar refreshing utk cuci mata 😁

    ReplyDelete
  6. Waaah, banyak komen di sini. Ternyata ramai peminat drama Korea di grup sono ya? Hahahah. Terima kasih ya semua, sudah berkunjung ke blog yang sudah hampir berkarat sana sini. Hihihi.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah