BELAJAR MERAWAT CINTA
Sebuah Review Kulwap-KIB
Kemarin malam, saya diamanahkan untuk mengawal kuliah melalui WhatsApp (Kulwap), di grup keren Komunitas Ibu Bahagia (KIB). Materinya sangat menarik. Bikin mata melek. Telinga tegak. Kepala mengangguk-angguk, tanpa mengeleng. Dan, mulai memikirkannya.
Memang bukan kali pertama saya menjadi moderator online. Akan tetapi, perasaan nervous, tetap menghantui setiap tugas itu diserahkan ke saya. Menjadi moderator langsung, sering saya lakukan duluuu, di masa-masa kejayaan, hahah. Masa remaja dan kuliah, maksudnya. Respon audiens bisa kita lihat langsung. Membosankan, semangat, tertarik, betah, dan berbagai emosi lainnya. Nah, menjadi moderator online ini, sangat susah menebak. Pesertanya tidak bisa kita lihat langsung reaksinya. Mimik wajahnya. Kesan bosannya. Atau semangatnya. Kecuali mereka ikut serta memberi komentar dalam grup. Jadi, tantangannya jauh lebih besar. Apa pun ceritanya, pasti tetap ada cara untuk menjadikan sebuah pertemuan online itu berkesan dan diingati.
Berhari-hari sebelum hari H, saya mulai berdialog dengan diri sendiri. Berbagai tanya yang saya jawab sendiri, bolak balik berkejar-kejaran di pikiran. Akhirnya, mulai menyemangati diri sendiri. Stop dengan semua itu! Fokus dengan apa yang akan dilakukan saja. Rugi untuk berlama-lama melayan rasa, yang tak tahu ujungnya di mana.
Tugas dimulai. Setelah cuti lebaran haji, langsung menghubungi pemateri melalui WA, untuk berkenalan dan mengakrabkan diri. Ini perlu, agar suasana kelas nanti cukup menyenangkan. Ini cara saya, ya? Lain orang mungkin lain caranya. Acara perkenalan sudah. Selesai. Biodata juga sudah didapat. Tinggal di-share ke grup nanti. Ok, siapkan diri, jiwa dan raga untuk jalanin tugas. Let’s go. Bismillah. Semoga Allah memberikan kemudahan!
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Sabtu, 8/8/2020. Tanggal bagus untuk berbelanja online. Katanya sih. Banyak diskon di mana-mana market place, tapi saya belum pernah ikut nimbrung. Hahaha. Biasanya cuma nitipin anak saja kalau ada hajat mau beli sesuatu di sana. Dia lebih rajin dan arif, dibandingkan saya. Anak milenial, kan? Saya cuma rajin, masukkan barang-barang yang jadi sasaran pembelian ke bagian add to cart, masukkan ke keranjang. Belinya? Nantilah, kalau sen sudah cukup dan memang benar-benar diperlukan. Hahahah.
Aduh, ngalor ngidul ntah kemana-mana nih tulisan. Kita lanjut, ya?
Serangan pertama dimulai ke grup. Karena kondisi grup ini, agak adem ayem, kalau tidak ada kegiatan apa-apa. Jadi perlu dilakukan beberapa serangan, agar grupnya kembali hidup. Mulai menyapa, tanya kabar. Sambil chat sana sini. Alhamdulillah, banyak yang keluar dari persembunyian. Mengingatkan untuk memeriahkan kulwap nanti. Ternyata anggota grup berasal dari beberapa tempat yang berbeda. Tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga ada yang tinggal di Qatar, Pakistan, Malaysia (saya, hahah), dan beberapa tempat lain. Suasana grup spontan meriah. Lima menit sebelum, 19.30 wib, saya mengundang pemateri ke grup.
Materi yang diangkat kali ini adalah tentang merawat cinta dalam keluarga. Tema keseharian, yang dialami, dijalani hampir semua orang, sehari-hari. Pemateri adalah pakar dalam hal tersebut. Mbak Kisma Fawzea, S.Psi, atau yang akrab disapa Mbak Zeezee. Seorang konselor dan konsultan di Lembaga Rumah Konseling dan Rumah Keluarga Indonesia. Walaupun saat awal memperkenalkan diri, beliau menegaskan bahwa sebenarnya beliau tidak pantas untuk berkisah tentang tema tersebut, tetapi pengalaman dengan klien-kliennya menjadikan beliau semakin kaya pengalaman.
Agak berbeda dengan kulwap biasanya di KIB, kali ini hampir keseluruhan materi disampaikan melalui VN (Voice Note), salah satu fasilitas yang disediakan WA. Nah, di sini saya sedikit melakukan kesalahan. Lupa mengingatkan anggota grup untuk menyediakan ear/headset, agar lebih mudah mendengarkan materi yang diberikan. Baru setengah jam kemudian saya muncul di grup mengingatkan. Yaah, lebih baik daripada tidak sama sekali.
Penyampaian materi berlangsung lebih 45 menit. Waktu yang tersedia untuk kulwap ini adalah 1 jam. Berarti hanya ada 15 menit lagi untuk menuntaskan kelas. Penambahan waktu tidak dapat dihindari. Karena kesempatan untuk sesi tanya jawab, tidak mungkin bisa dituntaskan dari sisa waktu yang ada.
Satu sisi, penyampaian materi dengan VN, sangat menarik. kita sebagai audiens, peserta kelas, seperti berhadapan langsung dengan pemateri, walaupun hanya mendengar suaranya. Saat menjawab pertanyaan pun terlihat lebih akrab dan dekat. Karena seperti ada percakapan dua arah dengan yang bertanya dan menjawab. Namun, kendalanya, agak kurang efisien dilakukan pada kelas online yang waktunya singkat. Kecuali materinya dipersingkat. Selain itu, VN, jelas memerlukan kuota internet yang agak lebih dibandingkan dengan materi berupa teks. Lain ceritanya kalau internetnya unlimited. Masalah akan terselesaikan. Bagaimanapun sebuah pengalaman menarik, kulwap dengan VN. Saya pun jadi ikut-ikutan ber-VN untuk menutup kelas tadi malam. Hahaha. Ketularan virus positif dari Mbak Zeezee.
Memasuki sesi pertanyaan dalam masa tambahan pertama, wooow, antusiasme peserta kelas sangat luar biasa. Pertanyaan masuk langsung di grup dan secara pribadi, berurutan. Hingga saya harus menutup fasilitas chat untuk peserta. Agar forum terkendali dengan baik. Enam pertanyaan untuk sesi pertama. Dan, dijawab satu persatu oleh Mbak Zeezee, dengan VN. Kondisi ini memang memakan waktu lebih banyak, tetapi kesannya lebih spesial dan pribadi. Sangat menarik.
Secara umum, saya bisa ringkaskan inti dari materi kulwap yang cukup blak-blakan, tadi malam. Bahwa untuk merawat cinta dalam keluarga, perlu ada komunikasi yang lancar antar semua anggota keluarga. Suami dengan istri. Ibu, ayah dengan anak, dan sebaliknya. Jangan sampai karena komunikasi yang buruk di antara anggota keluarga, membuat salah seorangnya membangun tembok, yang akan lebih susah ditembus dan didekati siapa saja. Komunikasi adalah fokus utama yang perlu diperbaiki dalam sebuah keluarga. Jika komunikasi berjalan baik, tanpa masalah, insya Allah, keluarga yang bahagia lahir batin akan terbentuk dengan sendirinya.
Poin lain, yang diperlukan adalah merawat dan menghidupkan kemesraan di antara ahli keluarga. Terutama antara suami dan istri. Kemesraan tersebut akan memberi efek yang besar kepada perkembangan mental anak-anak juga. Semua pasti ingin memberikan yang terbaik kepada keluarga masing-masing.
Dalam sebuah keluarga juga perlu ditanamkan saling respek satu sama lain. Sikap ini akan mengikis keegoan di antara anggota keluarga. Suami, walaupun dia dilabelkan sebagai kepala keluarga, harus bisa menunjukkan respek yang tinggi terhadap istri dan anak-anaknya. Begitu juga yang lainnya. Saling menghormati antar pasangan, akan menjadikan ikatan kuat mempertahankan rumah tangga yang harmoni.
Poin menarik lainnya yang cukup mengena bagi saya adalah poin mencintai diri sendiri. Jangan biarkan diri kita hancur hanya karena urusan suami, anak-anak yang tidak ada habis dan penghujungnya. Berikan waktu khusus pada diri sendiri, untuk menunjukkan bahwa kita mencintai tubuh badan, jiwa kita. Saat kita melakukan itu, maka kita seperti memberikan energi tambahan kepada tubuh kita. Energi yang perlu ada terus menerus bagi memberikan kekuatan pada diri untuk tetap bahagia lahir batin dan menularkannya kepada anggota keluarga lainnya.
Masih banyak pertanyaan yang ingin disampaikan peserta. Untuk itu, Mbak Zeezee, membuka kesempatan mengumpulkan beberapa pertanyaan lagi dan dijawab pagi tadi. Terima kasih, Mbak untuk kesempatan yang telah diberikan.
Tanpa disadari, kelas pun menuju akhir. Banyak momen menarik sampingan yang dibagikan peserta. Ada yang harus nomaden, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, karena diikuti anaknya kemana-mana selama kulwap. Sampai akhirnya dia memakai ear set, barulah bisa duduk tenang mendengarkan materi. Hahaha, yang merasa, diam-diam aja di tempat ya? Ada juga yang berpendapat, ini adalah materi hot untuk malam mingguan. Jadi VN sengaja dibesarkan, biar bisa didengar ama suami juga. Semuanya seru. Masing-masing heboh dengan pengalaman sendiri.
Keseluruhan, materi ini sangat menarik. Akrab dalam kehidupan kita semua. Tidak heran kalau ada di antara peserta yang merasa terharu, diingatkan semula, serasa ditampar, senyum-senyum sendiri, bahkan menangis, karena pernah mengalami semua yang disampaikan Mbak Zeezee. Semoga kulwap tadi malam, bisa menjadi salah satu bentuk kejutan untuk menyegarkan kembali kehidupan perkawinan masing-masing. Setelah itu bertekad untuk semakin meningkatkan keutuhan keluarga masing-masing, menuju keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, idaman semua kita.
Terima kasih untuk semua yang telah berpartisipasi dalam kulwap tadi malam. Semoga banyak ilmu dan pelajaran yang bisa menjadikan kita lebih baik lagi, hari ke hari. Jangan lupa tetap bahagia, karena ibu yang bahagia akan menularkannya kepada anggota keluarga yang lain.
Raihana Mahmud
Membuat hati untuk jatuh hati setiap hari bukan perkara mudah hehehe
ReplyDeleteBenar sekali, Mbak. Saya setuju. Perlu formula tepat untuk bisa mengekalkan rasa jatuh hati dengan pasangan setiap hari. Masing-masing pasangan pasti punya cara, tip dan trik tersendiri.
DeleteSaling menghormati antar pasangan, akan menjadikan ikatan kuat mempertahankan rumah tangga yang harmoni. Betul banget, Bu...
ReplyDeleteSemoga kita bisa mengekalkannya dalam rumah tangga kita masing-masing, ya. Caiyooo!
Delete