KUASA SEBUAH ALAM MAYA

Ini adalah kelanjutan tulisan sebelum ini. Kelanjutan langkah saya di komunitas kepenulisan ODOP, One Day One Post. Setelah tulisan pertama dipublish di blog dan memberikan link-nya ke penanggungjawab, maka saya dinyatakan lolos untuk mengikuti Pre-Odop 4. Alhamdulillah...dan nama saya sudah terpampang di grup Whatsapp. Daaaan, selanjutnya apaa? What's next?

Setelah semua yang lolos seleksi berkumpul di grup, maka kelas PreOdop pun dimulai. Walaupun mata seringnya sudah menuju lima watt, saya berusaha keras mengikuti kelas setiap malamnya. Iya, kelas diadakan malam hari, selama dua jam. Karena perbedaan waktu antara Indonesia bagian barat dengan Malaysia, jadinya di akhir kelas selalunya saya menyerah. Mata sudah tidak dapat ditahan untuk dipejam. Perbedaan waktu WIB dan Malaysia adalah satu jam. Malaysia lebih cepat satu jam. Walaupun cuma satu jam, tetap terasa berat buat saya. Akhirnya setiap pagi saya akan dihidangkan oleh chat yang lebih seratus di grup. Mulailah memanjat satu persatu chat yang ada, bintangi dan save yang perlu, dan clear chat yang tidak perlu.

Malam pertama menyajikan materi tentang sejarah ODOP, yang disampaikan oleh Cak Heru, selaku Ketua Umum ODOP. Diskusi, awalnya dimotori oleh Mbak Mabruroh, tapi di tengah perjalanan diambil alih oleh Kang Fery, Materi berkisar tentang langkah mula terbentuknya komunitas ini.

Odop didirikan oleh Syaiful Hadi atau biasa dikenal dengan panggilan Bang Syaiha, seorang guru blogger, motivator, novelis, pelaku bisnis online dan pengajar di Sekolah Sosial Rumah Muda Indonesia.  Sesuai dengan namanya komunitas ini mewajibkan pesertanya untuk mengirim satu hari satu tulisan. Tulisan tersebut diterbitkan di blog masing-masing. Ide bermula saat, Bang Syaiha mulai menulis di blog pribadi, setelah mulai mengurangkan aktifitas menulis di Kompasiana. Menulis di blog perlu mood menulis yang tinggi, menurut beliau. Perlu penyemangat, perlu teman. Dan, akhirnya atas dasar itu, beliau mulai mengumpulkan teman sepemikiran. Masing-masing menulis di blog mereka, lalu dikoreksi bersama, dibedah bersama, kemudian dishare ke media sosial. Inilah cikal bakal Komunitas ODOP terbentuk. Tahun 2015, komunitas menulis ini digabungkan untuk belajar bersama dalam sebuah grup Whatsapp. Pendaftaran ODOP 1 pun dibuka. Ratusan peserta mendaftar pada mulanya, tapi terseleksi sendiri sedikit demi sedikit, sehingga hanya tinggal beberapa puluh saja. Pendaftaran kelas-kelas baru terus berlanjut sampai akhirnya September 2017, ODOP 4 dibuka, dan saya berada di dalamnya.

Seperti saya ceritakan di tulisan sebelum ini, Memuaskan Penasaran, saya agak keder untuk ikut berkiprah di ODOP. Kekederan bertambah, saat ada perkenalan anggota di grup WA. Mereka semua adalah orang-orang muda yang penuh semangat. Umurnya masih muda belia. Sementara saya sudah JELITA, jelang lima puluh tahun. Waaah, salah masuk grup saya ni...hahahah. Tapi, pada malam ketiga ada pemateri yang ternyata berusia jauuuh di atas saya tergabung juga di ODOP yang menyadarkan saya. Umur bukan ukuran dan batasan untuk berkreasi dan berkarya. Walaupun selama ini, saya juga tidak pernah peduli dengan hitungan umur. Selalu merasa muda dan bisa berbuat apa saja, asal punya kemauan dan keinginan yang kuat untuk melakukannya. Terima kasih Pak Parto, untuk sharingnya.

Alam maya ternyata bisa mempunyai kuasa yang sangat dahsyat, apabila dipergunakan dengan baik dan benar. Tidak sedikit komunitas yang saya ikuti selama ini, mampu menggerakkan ramai orang yang berada di belahan dunia manapun untuk bergerak dengan satu misi dan visi yang sama. Saya berharap Komunitas Penulisan ODOP ini juga mampu memberikan hal yang sama. Dan, saya yakin itu mampu diberikan melihat pengalaman yang telah dialami ramai orang selama mengikuti ODOP. Menggerakkan sebanyak mungkin orang untuk bisa ikut serta dalam dunia literasi. Dunia yang sebenarnya sangat rapat dengan kita. Dunia yang akan memberi efek besar dalam kehidupan seorang manusia. Sehingga ayat pertama yang diturunkan Allah juga tentang itu. Iqra'. bacalah. Membaca, adalah pangkal awal sebuah tulisan. Semakin banyak bacaan yang kita santap, maka semakin berisilah tulisan yang kita hasilkan. Semoga ODOP menjadi satu platform bagi saya untuk kembali membaca dan menjadikan tulisan-tulisan saya lebih berbobot.

Terima kasih kepada Dewi, yang telah memperkenalkan ODOP kepada saya. Ini adalah awal sebuah pengalaman baru yang tidak akan saya lupakan. Penasaran dan tidak sabar untuk menyelesaikan tantangan menulis setiap hari selama lebih dua bulan ke depan. Pengalaman ini, walau masih di permulaan, sudah memberikan impact besar pada saya. Saya mulai akrab kembali menulis di blog. Mulai belajar kembali mengotak-atik blog. Mempercantiknya. Mendesain sesuai keinginan. Ini adalah pengalaman baru yang cukup berkesan bagi saya. Karena, blog ini sebenarnya sudah lama dibuat, tapi masih kosong. Dan, saya harap mengisinya hari ke hari akan menjadi sebuah pengalaman indah dalam hidup saya.


Comments

  1. Baca tulisan Ibu, saya jadi makin semangat buat belajar. 😄

    ReplyDelete
  2. Wow, masya Allah bunda.... semangatnya luar biasa.
    Hanya sedikit catatan, mohon maaf ini untuk tantangan pekan pertama: tentang aku dan pengalaman paling berkesan-kah? Kalau iya, poin kedua sudah ditulis apik, tapi saya belum dapat poin pertamanya: tentang aku. Hehe, semoga bisa ditulis pada postingan setelahnya ya?
    Terima kasih bunda, izinkan saya banyak belajar bersama.

    ReplyDelete
  3. Keinginan belajar yang tidak pernah surut walau usia semakin merenggut. Makasih bunda atas motivasi terselubungnyaa 😊

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah