MEMUASKAN PENASARAN

One Day One Post, biasa disingkat ODOP, sudah lama membuatku penasaran. Berkali-kali, aku melihat tulisan teman-teman dengan hashtag ODOP, beredar di timeline Facebook. Apa sih ini? Program apa ini? Koq bikin rasa penasaran semakin besar dan tinggi? Berbagai tanya terus bermain-main di pikiran. Sedikit-sedikit, aku mulai mencari tahu, apa itu One Day One Post. Mulailah pernyataan "o...o...o...o" keluar dari mulut. Ooo..., ini sebuah komunitas yang mewajibkan anggotanya untuk membuat satu tulisan setiap hari dan diposkan di blog. Waah, menarik ini. Begitu pikiranku saat itu. Tapi, waktu itu ketertarikanku hanya sekedar saja. Aku mulai membuat challenge sendiri, dengan niat untuk posting setiap hari satu tulisan di blog. Tapi, tidak berhasil. Akhirnya, semua hanya jadi angan-angan saja. Sampai satu hari, aku melihat sebuah status tentang ODOP di wall-nya Dewi, salah seorang teman FB-ku. 

Status itu mengenai akan dibukanya Oprec ODOP 4. Ahh, penasaranku sudah tidak bisa ditahan. Langsung aku japri Dewi, untuk menanyakan macam-macam tentang ODOP. Serentetan pertanyaan kulontarkan, "Apa bagusnya ODOP. Pengen gabung. Tapiii, koq keder duluan ya?" Hahaha..
Eh, malah diketawain sama Dewi, dan dia balik bertanya "Kenapa keder?" Dewi cuma bilang, kalau rekruitment dibuka daftar aja langsung. Dan, tidak berapa lama pendaftaran pun dibuka dan kulihat postingan ini di FB-ku.




Walau sedikit ragu, karena takut tidak bisa konsisten, akhirnya aku klik link yang diberikan dan mendaftar. Yaa, akhirnya aku tuliskan namaku dengan sedikit pengalaman menulis, yang sudah menjadi sebuah buku antologi. Pede aja lagi. Tidak ada ruginya mencoba. Niatku cuma satu, ingin terus meningkatkan mutu penulisanku. Ingin lebih konsisten menulis. Dan, aku merasa platform ODOP adalah satu wadah, satu komunitas yang sesuai buatku, yang selama ini hanya menulis senin kamis. Menulis ikut mood. Aku dobrak zona nyamanku. Aku tidak memikirkan akan lolos atau tidak. Yang penting sudah mencoba. Hasilnya pasti akan ada dua, yaitu positif atau negatif. Dibandingkan jika aku tidak mendaftar sama sekali, maka aku hanya akan mendapatkan hasil yang negatif. Jadi, pilihan ada di tanganku kan?

Menurutku ODOP, yang pada satu tahap mewajibkan anggotanya untuk menulis dan memostingnya di blog setiap hari, adalah jalan terbaik bagiku untuk lebih intens menulis. Saat ini aku hanya menulis di halaman FB. Itupun tidak setiap hari. Jadi, aku berharap sekali ODOP bisa menunaikan apa yang menjadi harapanku. Disamping itu, aku juga ingin dengan bergabungnya di ODOP, bisa memperbaiki penulisanku ke arah yang lebih baik dan benar. Sehingga lebih enak dibaca dan yang terpenting aku bisa menulis dalam kondisi bagaimana pun, tanpa tergantung pada mood. ODOP adalah satu tempat yang paling sesuai buatku dan mungkin orang lain di luar sana, yang punya minat dalam dunia kepenulisan. Semoga ODOP benar-benar bisa membimbing penulis-penulis baru, seperti aku, sehingga mampu berdiri di satu tangga dan bisa punya rasa percaya diri yang tinggi dengan apa yang ditulis. 


Note:
Tulisan ini ditulis sebagai syarat untuk melayakkan diri ke tahap selanjutnya. Ditulis dalam keadaan adrenalin terpacu laju, karena deadline hanya tinggal beberapa menit saja. Pemberitahuan hanya didapat beberapa jam sebelum tulisan ini diposting. Semoga bisa sesuai dengan tema yang diberikan:
Persepsiku Tentang ODOP dan Harapanku Untuk Komunitas Ini.

Comments

  1. Waah,
    Kupasan mengenai ODOP dan persepsi diri tentang ODOP sangat positif

    Terima kasih atas partisipasinya dan apresiasinya...

    Mari kita lihat bersama-sama ODOP lebih jauh
    :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siiip...insyaallah, Mas Fery..terima kasih utk respon dan komennya

      Delete
  2. wahh keren sudah punya Antologi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Mas. Antologi yang menjadi pemacu minat, untuk terus menulis, menulis dan menulis..Baru satuuu...insyaallah bisa terus bertambah dan bisa punya buku solo juga satu hari nanti.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah