MENULIS TANPA RASA




Beberapa hari ini, saya merasa tulisan-tulisan yang saya publish di blog tidak cukup rasanya. Seperti masakan yang kurang garam. Seperti teh yang kurang gula. Seperti nasi kuning kurang kunyit. Seperti kuah lemak yang kurang santan. Saya tidak puas hati dengan semua itu. Menulis tanpa mood ternyata memang kelemahan besar buat saya. Apakah perjalanan ini harus diteruskan? Tanya dalam hati simpang siur berdetik! 

Saya mulai membuka dan membaca semua starred message di sebuah grup kepenulisan yang baru saya ikuti. Mulai mengulang materi-materi yang diadakan selama seminggu ini. Hingga sampai ke sebuah renungan yang diberikan pendirinya.

Poin pertama:
Menulis itu membahagiakan. Jadi, kalau saat ini kamu ngaku hobi menulis tapi kegiatan menulis belum membuatmu bahagia, maka periksa hatimu, barangkali ada niat yang salah atau kamh hanya mengaku-ngaku saja hobi padahal tidak.

Hmmm, bahagiakah aku dengan tulisan-tulisanku beberapa hari ini? Kenapa aku merasa tulisanku tidak berjiwa? Tanya itu mulai saya lontarkan berulang-ulang. 

Berdasarkan poin pertama yg diutarakan Bang Syaiha itu, saya mulai berpikir lagi. Saya tetap bahagia berhasil posting satu tulisan setiap hari di blog, cuma merasa kurang greget aja tulisannya. Ok, berarti saya harus terus melatih menulis tidak dengan mood, tapi tetap bisa membuat tulisan itu punya rasa, punya jiwa. Tugas yang tidak mudah rasanya. Tapi, perjuangan baru di permulaan, koq cepat menyerah?

Poin kedua:
Menulislah, lalu berbahagialah. Terlepas nanti ada yang membaca atau tidak. Ada yang memuji atau tidak.

Saya sedikit disentil dengan pernyataan itu. Selama ini, saat  menulis di FB, tulisan saya akan banyak di-like teman-teman. Kadang-kadang sampai ratusan. Bagi saya yang tidak punya pengalaman menulis yang banyak, kondisi itu sangat membahagiakan. Apalagi saat ramai di antara mereka yang berkomentar, tulisan saya selalu dinanti, selalu memberi ingatan ke mereka, selalu pas dengan situasi mereka. Komentar yang kebanyakannya adalah sangaaaat positif. Naah, lain ceritanya beberapa hari ini. Tulisan yang diterbitkan di blog, sangatlah minim peminatnya. Hahhaha. Saya paham dan mengerti, menulis di blog dan di FB sangat berbeda kondisinya. Untuk menaikkan rating pembaca di blog, kita harus bekerja lebih keras untuk mempromosikannya. Kita harus menggunakan platform-platform lain untuk membantu menaikkan minat orang mengunjungi blog kita. Yaa, perlu lebih banyak usaha yang harus  dilakukan ke depan. Yang penting sekarang hanya berbahagia sajalah saat menulis. Ok... deal..!

Poin terakhir:
Selalu percaya dan yakin, bahwa setiap tulisan kita, nanti, akan menemukan jodohnya sendiri. Menemukan nasibnya sendiri.

Yaaah, keyakinan ini yang harus sering saya ulang berkali-kali. Bahwa, menulis sajalah, biarkan tulisan itu menemukan nasibnya sendiri. Karena, selera pembaca juga berbeda-beda. Kadang-kadang kita merasa apa yang kita tulis bukanlah cerita yang hebat dan topik yang hangat, tapi ternyata malah diminati ramai orang. Ada kalanya kita merasa sudah menulis dengan mood yang cukup bagus, dengan pengaturan kalimat-kalimat yang ciamik...ehhh, malah tidak begitu diminati pembaca. 

Kesimpulannya, menulislah apa yang membuat kita bahagia. Menulislah apa yang kita biasa dan yakin. Menulis sajalah...tak perlu berpikir apa-apa. Karena menulis juga perlu jam terbang, seperti pilot pesawat terbang. Semakin sering kita menulis maka semakin banyak perbaikan pada tulisan-tulisan kita. Semoga..!


CARI BAHAGIAMU....!!!

Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah