LEARNING BY DOING...

Salam semua...

Memulai kisah hari ini dengan pengalaman pribadi yang belum seberapa tentang LEARNING BY DOING.  Saya sangat suka dengan perkataan itu. Tuhan seperti menyentil pikiran saya dengan perkataan tersebut. Learning by doing, saya artikan sebagai belajar sambil melakukannya. 

Sifat saya yang suka menunda-nunda kerja, beralasan yang tiada putusnya, sering mengakibatkan terlalu lama untuk memulai satu langkah. Langkah besar untuk sebuah perubahan, seharusnya dimulai dari langkah kecil terlebih dahulu. Perasaan takut sering datang tiba-tiba, yang kadang-kadang saya sendiri heran, koq bisa sebegitu takutnya saya memulai sesuatu yang tak biasa dilakukan. Kondisi ini sering kali menghantui gerak langkah saya. Padahal saya bukanlah orang seperti itu! Tapi, untuk perubahan yang positif, saya bertekad untuk keluar dari zona nyaman yang saya cipta sendiri...!!!!

Saya ingin kongsikan satu pengalaman di saat pertama saya belajar mengendarai mobil secara serius. Perasaan takut yang luar biasa menghalang saya untuk mulai belajar. Macam-macam alasan saya keluarkan. Kaki tak sampai untuk menekan pedallah, (karena kaki pendek...heheheh), saya belum perlu mobillah, masih sanggup jalan kaki ke sana kemarilah, takut ditabrak oranglah...wuiiih...macam-macam lagilah...tapi, suami tetap memaksa saya untuk mulai belajar. 

Akhirnya dengan keadaan terpaksa, proses belajar pun dimulai. Sedikit demi sedikit saya semakin lancar menguasai si besi bergerak tersebut. Selama proses itu, beberapa kali mobil saya ditabrak mobil lain dari arah belakang. Wuiiih... sport jantung juga sebenarnya! Tapi, karena punya guru yang luar biasa galak dan tegasnya (suami sayalah gurunya..^^), proses belajar teruuus dijalankan. Walaupun sesekali kejadian dilanggar sering bermain di pikiran. Ternyata hanya dengan membawanya langsunglah kemahiran itu akan cepat diperoleh. Saya bandingkan dengan seorang kawan yang belajar di waktu yang hampir bersamaan, tapi sampai sekarang belum mahir mengendalikan mobil, karena tidak pernah mencoba langsung mengendarai mobilnya sendiri. Padahal dia belajar di sekolah mengemudi khusus.  Satu manfaat "learning by doing", yang cukup berhasil saya jalankan. Alhamdulillah...!

Satu pengalaman lagi adalah tentang memulai membangun sebuah blog, memulai aktifitas di alam maya. Keinginan untuk punya blog sendiri sudah ada sejak lama. Tapi, yaa...itu tadi karena ketakutan yang ntah apa-apa, keinginan tersebut hanya tinggal keinginan dan tertunda terus. Sampai pada akhirnya, di tahun 2011, saya mulai mengalahkan dan mengusir rasa takut, yang saya sendiri tidak tahu apa yang ditakutkan itu. Saya mulai mempelajari cara membuat blog. Bertanya ke beberapa teman dan saudara, tapi banyaknya saya temui jawabannya dengan carian di internet. Singkat cerita, akhirnya saya berhasil punya blog juga.  Karena minat saya saat itu adalah di bidang craft, maka blog pertama saya adalah tentang itu. Sebagian besar isinya adalah tutorial beberapa ketrampilan yang mudah dipraktekkan siapa saja yang memerlukannya.

Setelah agak konsisten menulis blog bertemakan craft/ketrampilan/kerajinan tangan di Onestopcraft, semangat untuk menulis buah pikiran pribadi tentang apa saja yang berkembang sehari-hari, memacu saya untuk menambah rangkaian blog yang saya miliki. Saya mulai ketagihan...hahhaha. Blog itu saya beri tajuk Raihana Mahmud. Sudah saya buat beberapa tahun lalu, tapi tidak pernah saya isi sampai akhirnya saya bergabung dengan Komunitas Penulis ODOP. Karena peraturan di ODOP adalah satu hari satu postingan, maka blog ini mulai ada kehidupannya. Mulai terbangun dari tidurnya yang panjang.  Blog ini, saya rencanakan akan diisi dengan pengalaman, kisah-kisah kehidupan, perjalanan panjang seorang insan, hamba Allah yang ingin terus punya kekuatan membesar-besarkan nama-Nya di permukaan bumi ini...! Insya Allah..!

Dari proses "learning by doing" ini, saya juga telah menyiapkan satu blog lagi khusus untuk sharing minat saya dalam dunia masak memasak. Untuk sementara ini masih belum ada isinya. Blognya saya beri nama Dapoe Ulon Tuan, yang artinya Dapur Saya. Saya memilih Bahasa Aceh untuk namanya, sebagai penghargaan kepada tanah leluhur dan pengikat hati saya dengan kampung halaman. Saya yakin dalam waktu yang tidak lama lagi, blog tersebut juga akan mulai sadar dari tidurnya. Hahahah...

Banyak lagi proses belajar sambil melakukannya, yang saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya dengan melakukannya secara langsung, maka saya akan dapat belajar lebih baik terhadap sesuatu. Dan, saya akan terus menerapkannya di setiap langkah ke depan. Inilah sekedar perkongsian saya tentang proses learning by doing. Pasti teman-teman pembaca juga punya pengalaman menarik tentang itu. Karena pada hakikatnya kita semua ini adalah pembelajar. 

Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah