PELUANG...
Peluang, satu kata yang sering kita dengar. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), peluang diartikan sebagai kesempatan. Peluang, katanya tidak datang dua kali. Saya tidak pasti kenapa sebuah peluang tidak bisa datang dua kali pada kita. Yang selalu saya ingat adalah ucapan salah seorang coach di sebuah workshop yang pernah saya ikuti. Peluang tidak datang dalam keadaan kita bersedia, dalam keadaan kita siap. Peluang sering datang saat kita tidak siap, tidak bersedia.
Beberapa kali kondisi itu terjadi pada saya. Peluang datang saat saya memang tidak bersedia sama sekali. Seringnya di tahap pertama saya akan termangu dan berdialog dengan diri sendiri, mampukah aku menyelesaikannya? Mampukah aku menjawab tantangannya? Biasanya suara hati itu akan hilang dengan sendirinya, saat saya bertindak untuk menjawab tantangan yang datang. Dan, ternyata saat dilakukan, saat dijalankan, semua bisa berjalan lancar-lancar saja. Tidak ada kesulitan berarti yang timbul.
Seperti saat seseorang di sebuah grup WA yang saya ikuti bertanya ada ngak yang bisa buat nasi padang. Saat itu saya memberanikan diri bertanya lebih lanjut, setelah dialog dengan diri sendiri selesai. Nasi padang bagaimana yang diinginkan. Minimaliskah, yang hanya berupa nasi putih, rendang daging, rebusan pucuk daun ubi dan sambal hijau , atau porsi yang lebih lengkap? Setelah deal dilakukan, akhirnya saya terima tantangan tersebut. Walaupun saya belum pernah menerima orderan nasi padang sebelum ini. Karena keawaman saya itu, saya memang tidak mendapat untung yang banyak. Saya salah memperkirakan harga daging di pasaran saat itu. Harga yang ada di pikiran saya adalah harga beberapa tahun lalu, dan ternyata harga saat ini, sudah sangat tinggi jika dibandingkan dengan dulu. Alamak...hahaha. Karena sudah terlanjur, akhirnya saya teruskan saja. Saya hanya menganggap itu satu pengalaman baru yang bisa menambah pengetahuan dan keyakinan, bahwa saya mampu melakukannya, walau dalam keadaan tidak bersedia.
Ini adalah gambar susunan nasi padang yang saya buat untuk orderan tersebut.
Di waktu yang lain, peluang datang dengan tiba-tiba, untuk mengajar beberapa guru dari sebuah instansi di Selangor, Malaysia.. Mengajari mereka apa yang sudah menjadi pekerjaan saya sehari-hari, yaitu membuat kreasi patchwork. Walau demikian, perasaan takut, ragu tetap datang mengganggu. Dialog dengan diri sendiri tetap terjadi. Tapi, saya terus bergerak untuk menyiapkan kelas. Hanya dalam waktu satu jam, siap atau tidak, saya harus sudah berada di depan guru-guru tersebut untuk mengajar mereka. Dan, alhamdulillah semua berjalan lancar dan mereka pun bertambah pengetahuannya tentang kreasi patchwork.
Saya yakin, ramai di antara kita juga mengalami hal yang sama. Mendapat peluang untuk menyelesaikan sesuatu, saat kita tidak bersedia, saat kita tidak siap. Tapi, ternyata walau kita berada dalam kondisi tidak bersedia tersebut, hasil akhirnya tetap memuaskan dan selalu ada pelajaran baru yang kita dapat. Kuncinya hanyalah kita tetap bergerak untuk melakukannya, bukan mundur untuk menolak peluang tersebut. Insya Allah, bantuan Tuhan selalu ada untuk kita. Dan, kita bisa keluar sebagai pemenang mengalahkan diri kita sendiri.
Comments
Post a Comment