BACK TO REALITY


Bunga liar yang saya ambil fotonya di perdu
depan rumah Atok Saadan, Pengkalan, Ipoh.
Kemarin adalah hari permulaan sekolah di hampir seluruh wilayah Malaysia. Setelah cuti akhir persekolahan selama 44 hari, November-Desember, jalan kembali ramai dan macet. Tidak terkecuali jalan keluar dari rumah menuju sekolah Azizah. Kenderaan banyak dan semua berjalan dengan keadaan terburu-buru. Semua sibuk mengejar waktu menuju tujuan. Begitu juga kami. Mobil saya hentikan di simpang keluar, sambil menunggu kenderaan yang bersiliweran di depan. Karena saya akan berbelok ke kanan, jadi otomatis, harus menunggu lampu merah, baru bisa menjalankan kembali kendaraan.

Pagi itu, jalan penuh, karena banyak mobil di parkir di pinggiran jalan depan sekolah. Mobil ibu bapak yang mengantar anak-anaknya ke sekolah. Rumah kami memang berada dekat dengan dua sekolah. Terutama sekolah rendah (setingkat SD). Maka setiap awal persekolahan, pemandangan begini selalu dihadapi. Orang tua, terutama yang mempunyai anak di kelas 1 SD, terpaksa mengambil cuti bekerja, bagi mengantar anak-anak mereka ke sekolah. Pasti akan banyak drama terjadi. Mungkin ada yang menangis karena takut ditinggal sendiri. Mungkin juga ada yang menarik dan memegang kaki ibunya kuat-kuat, karena tidak mau ibu meninggalkan dia. Walaupun ada juga yang tidak perlu drama menangis, dan dengan penuh percaya diri memasuki ruangan kelas. Yaah, semua itu adalah dinamika awal tahun di sekolah-sekolah, dimana pun saya rasa.

Drama, bahkan mungkin juga sudah dimulai sejak awal pagi di rumah. Susah bangun pagi adalah salah satunya, karena sudah lebih sebulan tidak sibuk setiap pagi. Bangun subuh, terus bisa sambung tidur lagi. Hari ini semua kembali ke kenyataan. Harus bersiap awal pagi untuk ke sekolah.

Lanjut ke cerita saya mengantar anak ke sekolah. Setelah menunggu di lorong keluar menuju ke kanan, masih begitu banyak mobil yang berjalan lurus. Tetap sabar menanti lampu merah untuk menghentikan kenderaan tersebut. Eh, tiba-tiba ada sebuah mobil di sebelah kanan sebelum memasuki kotak bergaris kuning memberi lampu dua sekelip, sebagai tanda mempersilakan saya untuk menjalankan kenderaan. Waaah...bahagianya, saya otomatis menekan pedal berjalan, dengan mengangkat tangan ke arah mobil yang memberi jalan tersebut dan mengucapkan terima kasih, sambil menundukkan kepala. Bahagia itu sederhana sekali kan?

Saya melajukan sedikit kecepatan mobil, karena waktu sudah hampir terlambat. Sampai di depan sekolah, sebelum turun, Azizah bersalaman dan mencium pipi saya. Ritual yang selalu kami lakukan setiap salah seorang diantara kami akan berpergian kemana saja. Saya sempat mengucapkan kata-kata semangat untuk dia, sebelum dia melangkah masuk ke gerbang sekolah. Semoga tahun ini adalah tahun yang menyenangkan buatnya. Dan, saya yakin yang baik yang akan kami tuai nantinya.

Saya melanjutkan kembali perjalanan. Menggerakkan kendaraan menuju rumah. Tiba lagi di sebuah simpang kanan yang akan dilewati. Kendaraan saya hentikan, menunggu lalu lalang kendaraan lain yang masih banyak wara wiri, sebelum saya bisa mengarahkan mobil melewati jalan menuju lorong di sebelah kanan tersebut. Cukup lama juga, masih belum ada kenderaan yang memberi peluang jalan terlebih dahulu. Eits, lagi-lagi, tanpa saya sadari penuh, tiba-tiba ada sebuah van di depan yang memberi lampu dua sekelip, sebagai tanda memberi kesempatan kepada saya untuk jalan terlebih dahulu. Dengan agak terkejut, kembali pedal kelajuan saya tekan, sambil mengangkat tangan dan mengucapkan terima kasih kepada yang memberi jalan. Memang benar-benar, untuk bahagia ternyata sederhana saja.

Dua kebahagian saya rasakan kemarin. Pagi yang agak basah dan sejuk, karena hujan mengguyur KL, dari sore sampai malam sebelumnya. Untuk mendapatkan bahagia tidak selalu harus dengan memiliki uang berjuta-juta. Kebahagiaan paling mudah dan murah adalah saat kita bersyukur dengan apa saja yang kita ada dan terima saat ini. Tidak ngoyo dengan apa yang kita mau. Sesuai dengan resolusi tahun ini, saya harus lebih banyak lagi mencari kebahagiaan bagi diri sendiri. Karena saat kita sudah bahagia, maka barulah kita mampu membahagiakan orang-orang di sekeliling kita. Ayoo..., kita mulai mencari kebahagiaan itu. Bahagia itu sangat sederhana dan mudah dicari, serta dimiliki.

#onedayonepost
#nonfiksi
#bebas

Comments

  1. Membahagiakan diri sendiri emang perlu banget. Kalau diri bahagia orang disekitar pun akan bahagia.

    ReplyDelete
  2. Betul, bahagia itu sederhana

    ReplyDelete
  3. itulah seni mengantar anak sekolah bagi para emak...satu hal kecil, tapi sangat membahagiakan

    ReplyDelete
  4. Di Malaysia liburnya lama ya? Brasa libur beneran kayak gini 🙈

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

REWANG

BUMBU MI ACEH ALUBU (Review Produk)