BAHAGIAKU PAGI INI...
Hujan membasahi bumi Kuala Lumpur dari kemarin. Rinai-rinai kecil memang, tapi cukup membuat suasana sejuk luar biasa. Jam sudah menunjukkan 7.20 pagi, tapi suasana masih gelap, nyaris gulita. Lampu-lampu jalan masih hidup. Lampu-lampu kendaraan di jalan raya, juga masih menyala terang, nyaris menyakitkan mataku.
Rutinitas setiap pagi, seperti biasanya mengantar Azizah ke sekolah di suasana hujan yang nyaris membekukan. Aku mengeluarkan mobil dari teras rumah dan mencari posisi yang tepat untuk memarkirnya di luar rumah, sambil menunggu Azizah keluar. Mencari parkir sementara yang tidak ada bagian digenangi air, untuk memudahkan Azizah masuk dan sepatunya tidak basah terkena air. Banyak kendaraan lain berseliweran dan terpaksa terhenti pergerakannya gara-gara niatku itu. Mohon maaf, kesulitan amat dikesali, begitu orang Malaysia sering menyebut, apabila ada kegiatan yang melibatkan gangguan fasilitas umum.
Sederhana sekali bahagia yang kurasa pagi ini. Suara lembut dan ingatan dari mulut anakku sendiri. Bahagia sekali dengan situasi itu. Tak terasa, air mata mengalir, karena terharu. Pelajaran tidak selalu datang dari orang yang lebih tua. Kadang-kadang dia datang dari mulut seorang anak kecil. Terima kasih Tuhan untuk semuanya. Terima kasih untuk kebahagiaan yang Engkau sisipkan bagiku pagi ini. Tolonglah jaga dia, tolonglah jaga tindak dan lakunya. Hanya pada-Mu kuberharap.
me and my daughter |
Penekanan inti tulisan ini, bukan di situ, tapi dari bagian yang lain, kisah pagi ini.
Setelah Azizah duduk manis di mobil, kami pun bergerak menuju sekolah. Saat itulah proses bahagia itu tiba-tiba datang. Azizah bersuara, "Bunda, esok-esok, kalau bunda nak berhentikan kereta macam tadi, bunda kena hidupkan lampu hazard lights. Kesian, tadi ada motor dan kereta kat belakang, kena belokkan arah diorang..."
Bundanya terdiam sejenak, dan sadar seketika sambil berkata: "...oo..ya..ya...iya ya bunda tuwe peu udep lampu nyan beuno...."
Makjleeeb, nyees hati dan jiwa mendengar ingatan dari si buah hati, yang bersuara lembut dan sangat berhati-hati. Terima kasih, neuk, karena sudah menjaga pertuturan dan ucapan yang keluar dari mulutmu. Teruslah begitu. Karena itulah yang akan menolongmu menemukan teman-teman yang tepat dan benar. Jadilah mutiara yang bening dan disenangi. Jadilah dirimu sendiri yang penuh percaya diri, mengemukakan apa saja yang tidak memuaskan hatimu dengan ucapan-ucapan hikmah yang menyejukkan, yang melegakan, yang mendamaikan.
Sederhana sekali bahagia yang kurasa pagi ini. Suara lembut dan ingatan dari mulut anakku sendiri. Bahagia sekali dengan situasi itu. Tak terasa, air mata mengalir, karena terharu. Pelajaran tidak selalu datang dari orang yang lebih tua. Kadang-kadang dia datang dari mulut seorang anak kecil. Terima kasih Tuhan untuk semuanya. Terima kasih untuk kebahagiaan yang Engkau sisipkan bagiku pagi ini. Tolonglah jaga dia, tolonglah jaga tindak dan lakunya. Hanya pada-Mu kuberharap.
Kuala Lumpur, 12-01-2018
Note:
Percakapan kami sehari-hari adalah dengan bahasa Aceh dan Melayu. Aku berbahasa Aceh dari kecil dengan Azizah, tapi dia akan menjawabnya dalam bahasa Melayu...😄
Comments
Post a Comment