THE NAKED TRAVELER
Menelanjangi Makna Jalan-jalan (Resensi Buku Non Fiksi)
Cover depan buku dengan latar belakang foto saat bertemu Trinity, 2017 lalu. |
Judul buku: The
Naked Traveler
Pengarang:
Trinity
Penerbit: C. Publishing
Cetakan Ke-1, Juni 2017
Cetakan Ke-21, Januari 2012
Cetakan Ke-22, April 2012
Bahasa: Indonesia
Dimensi buku:
20.5 cm
Jumlah halaman:
xii + 282 halaman
ISBN:
978-979-24-3936-6
Buku ini sangat
menarik dari segi isinya. Sesuai dengan judul yang diusung, yang saya terjemahkan sebagai buka-bukaan
tentang perjalanan penulis berkeliling dunia. Kalau pembaca mencari keterangan
bagaimana mempersiapkan sebuah perjalanan, cara-cara membeli tiket, hotel dan
segala keperluan berwisata yang umum, maka buku ini bukanlah pilihan yang
tepat. Tapi, kalau ingin tahu ada apa
saja di belahan dunia lain yang tidak pernah kita ketahui dari literatur mana
pun, buku ini adalah pilihan yang tepat.
Cara penulisan dalam
buku ini, seperti menulis catatan di diari, membuat pembaca lebih santai dan
tidak terbeban membacanya. Walaupun kisah-kisahnya dipisahkan dalam beberapa
bab dengan sub tema tertentu, tapi secara keseluruhan semua kisah tersebut
berdiri sendiri. Jadi, kita bisa mulai membacanya dari halaman mana saja yang
kita rasa menarik. Cerita di setiap judulnya, ringkas dan padat. Khas sebuah
tulisan di diari. Bahasanya pun adalah bahasa yang santai, tidak terikat dengan
norma-norma tata bahasa yang baku. Gaya bertutur yang apa adanya terasa sekali
di setiap kisah yang ditulis. Tidak ada yang ditutupi. Misalnya saja kebiasaan
penulis merokok dan sekali-kali minum minuman beralkohol, semua diceritakan
secara blak-blakan. Tapi, tidak perlu menjadikan itu fokus, jika tidak
sesuai dengan gaya hidup masing-masing.
Ini adalah buku
yang mengisahkan jalan-jalan keliling dunia ala backpacker. Disusun
menjadi 7 bab utama. Setiap bab, ada beberapa sub tema lagi, yang dengan lancar
mengisahkan perjalanan dan pengalaman menulis ke banyak tempat di belahan dunia.
Di awal bab diuraikan tentang airport
dengan berbagai kisah lucu dan menggelikan yang dialami penulis langsung.
Diceritakan juga secara ringkas, bagaimana memanfaatkan fasilitas yang
disediakan sebuah airport, bagi penumpang yang hanya transit beberapa jam
sebelum melanjutkan penerbangan ke negara tujuan (hal. 4-5). Di bagian
lain juga ada cerita kondisi beberapa toilet yang kurang nyaman, terutama di
beberapa wilayah Indonesia. Ada juga kisah tentang bagaimana perjalanan sebuah
bagasi dari pesawat ke bagian pengambilan bagasi (hal. 21).
Di bagian alat
transportasi, sekilas diterangkan berbagai jenis kendaraan yang pernah
digunakan penulis di setiap pengembaraannya. Ada beberapa yang merupakan
kenderaan khas yang hanya ada di negara tertentu saja. Sifat berpetualang dan
mencoba hal-hal baru dari penulis cukup terasa di setiap bagian penceritaan di
dalam buku ini. Seperti saat mencoba bungy jumping pertama di New
Zealand. Baca juga pengalaman mengerikan penulis mengunjungi museum tanpa
listrik, hanya dibekali senter. Semua pengalaman yang membangkitkan adrenalin
dan rada-rada lucu itu, bisa ditelusuri di bab Adrenaline, dari halaman 211
sampai 246.
Walaupun penulis
sudah berjalan dan mengunjungi negara-negara lain di seluruh dunia, cinta dan
kebanggaannya tetap pada Indonesia. Mengunjungi pulau-pulau di seluruh bagian
Indonesia masih tetap hal yang paling menyenangkan baginya. Penulis sangat
menyayangkan beberapa pulau di wilayah Indonesia saat ini dimiliki oleh orang
asing. Cari tahu pulau mana saja di halaman 182-185, dalam sub tema Pulau Indah
Terjajah. Miris, tapi itulah kenyataan yang terjadi saat ini. Luasnya Indonesia
dengan ribuan pulaunya memang bukan hal mudah untuk diuruskan.
Saya pribadi
menemukan hal-hal baru yang menarik di buku ini. Hal-hal yang di luar kotak
pemikiran saya selama ini. Hal-hal yang kadang-kadang membuat shock,
tapi nyata. Buat siapa saja yang ingin punya pengalaman luar kotak saat melancong,
buku ini adalah pilihan bagus sebagai referensi. Banyak tempat yang tidak
pernah kita dengar dan ada peradaban di sana, sudah dikunjungi penulis dan
dikisahkan dengan cukup santai di buku ini. Tidak rugi memiliki, meminjam dan
membacanya.
#onedayonepost
#nonfiksi
#resensibukunonfiksi
Comments
Post a Comment