INFINITY
Cinta Tanpa Batas (Resensi Buku Fiksi)
Tampak depan Novel Infinity |
Judul buku: Infinity
Penulis: Mayang Aeni @ Rapsodiary
Penerbit: PT. Grasindo
Cetakan terakhir: Desember 2016
Bahasa: Indonesia
Tebal Buku: iii + 250 halaman
ISBN: 978-602-375-765-7
Terus terang,
sudah lama tidak membaca novel. Karena tantangan di grup ODOP4, akhirnya
kembali mencari-cari novel romantis mana yang akan dipilih untuk dibaca dan
dituliskan resensinya, sebagai salah satu upaya menyelesaikan tantangan minggu
terakhir. Pilih punya pilih akhirnya
pilihan jatuh pada novel kepunyaan anak saya ini. Membacanya hanya dalam
sehari. Ternyata rasa penasaran mengalahi segalanya. Keinginan mengetahui akhir
sebuah novel atau jenis fiksi lain, lebih besar kuasanya. Lembar demi lembar
dibaca dan diambilkan inti sarinya sekaligus menyelesaikan tugas di tantangan
RCO-2. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.
Buku diawali
dengan prolog suasana dalam sebuah kelas, di sebuah SMA. Dinda, salah
seorang watak utama dalam buku ini
adalah murid baru di sekolah tersebut. Dia pindah ke Jakarta dari Bandung. Awal
perkenalan cukup lancar, sampai saat petang, ketika dia berjalan ke koperasi
sekolah, sebelum pulang, untuk menguruskan seragam barunya. Tiba-tiba jalannya
terhenti, karena ditahan oleh beberapa orang, yang diantaranya sudah dikenalnya
di kelas tadi. Wajah-wajah tidak bersahabat tersebut mulai mendesaknya dengan
pertanyaan-pertanyaan, yang tidak dipedulikan Dinda. Dinda ternyata tidak
seperti pelajar baru lainnya, yang pasrah saja saat diplonco oleh senior-senior
yang sudah lebih dulu berada di sekolah tersebut. Bullying itu terjadi
lama sampai akhirnya Dinda menyelesaikan satu semester di situ.
Liburan sudah
tiba. Dinda menemani ibunya mengunjungi seorang sahabatnya di Lembang. Walaupun
terjadi sedikit perdebatan dengan kakaknya tentang siapa yang harus menemani
ibu ke sana (Bab 2, halaman 11-12), akhirnya Dinda mengalah dengan sedikit
protes kepada ibunya. Perjalanan pun sampai di depan sebuah rumah berpintu
gerbang kayu jati tinggi, rumah teman ibu Dinda. Ada kejadian mengejutkan terjadi di sana. Apa
kejutannya? Bisa ditelesuri di halaman 18 buku ini.
Novel ini
terdiri dari 32 bab dan prolog di awal cerita, serta epilog di akhirnya.
Penulis merangkai kisah-kisah yang terjadi dengan manis. Campuran percakapan
dengan bahasa Inggris, makin menampakkan situasi remaja saat ini, yang agak west
minded. Kondisi yang jauh berbeda di saat saya membaca novel-novel dulu di
masa remaja. Zaman memang sudah berubah. Gambaran pergaulan remaja saat ini,
terutama di kota metropolitan, Jakarta, yang nyaris agak bebas, tergambar jelas
di novel ini. Yang terkadang membuat saya sebagai seorang ibu agak khawatir dan
cemas. Padahal itu hanyalah sebuah cerita fiktif yang digambarkan penulis dalam
novelnya.
Pergaulan
remaja yang penuh dinamika dengan berbagai permasalahan diri dan keluarga,
jelas mempengaruhi kehidupannya. Remaja yang masih labil dalam berpikir dan
bersikap, tetap harus mempunyai kawan untuk diajak berkongsi masalah yang
dihadapinya. Syukur, Bani, tokoh utama lain dalam novel ini menemukan teman
yang tepat, Dinda, yang mampu menuntun jalannya tetap pada rel yang benar.
Meskipun kehidupannya sedang berada pada tahap yang sangat memilukan. Dimana
masalahnya bermula? Bisa dibaca dari akhir Bab 7 sampai Bab 8 dan seterusnya,
mulai dari halaman 50.
Ending novel ini berakhir lima belas tahun kemudian, yang ditulis dalam
sebuah epilog di bagian akhir novel. Bagaimana akhirnya bisa langsung mencari
novel tersebut di toko-toko buku. Bacaan ringan yang tidak hanya sesuai untuk
remaja, tapi orang tua pun tidak salah turut membacanya. Sedikitnya bisa
menyelami isi hati dan lika-liku kehidupan remaja. Penulis pun masih berusia
remaja, jadi apa yang ditulis pasti diambil dari kebiasaan yang dilihat dan
diamati sehari-hari.
#onedayonepost
#nonfiksi
#resensibukufiksi
Comments
Post a Comment