TERNYATA MENULIS FIKSI ........ (Kesan Membaca Buku Rahasia Menulis Kreatif)
Menulis fiksi
selalu membuat suhu badan menjadi lebih panas dan hati bergejolak tak menentu.
Mengapa? Menulis cerita fiksi, sampai saat ini bukan spesialisasi saya.
Imajinasi masih sangat sulit dimainkan di pikiran, untuk disusun menjadi
baris-baris kalimat menarik menjadi satu jalinan cerita yang layak dan enak
dibaca. Masih tersekat untuk menuliskan dialog-dialog yang pas dalam
baris-baris kalimatnya. Proses belajar terus menerus masih terus dilakukan
sampai saat ini. Sampai akhirnya pemikiran bahwa menulis fiksi itu susah
seperti tersimpan baik di otak. Bagaimana ini? Kalau memang ingin jadi penulis,
sudah seharusnya bisa menulis dengan berbagai genre kan?
Memasuki tahap
kedua tantangan Reading Challenge Odop-2, salah satunya adalah membaca
buku non fiksi tentang kepenulisan. Sebelum ini banyak artikel tentang
kepenulisan telah dibaca, ditambah beberapa buku. Tapi semuanya lebih kepada
pembahasan penulisan non fiksi. Masih belum pernah membaca secara detail cara
untuk menulis fiksi dengan baik. Saat salah seorang PJ RCO-2 membagi pdf
beberapa buku tentang kepenulisan, saya mengunduh semuanya. Saat itu, hanya
kepikiran, unduh dulu baru dibaca kemudian satu persatu.
Cover Depan ebook Rahasia Menulis Kreatif |
Untuk memenuhi
tantangan kali ini, saya memilih salah satu dari ebook yang telah
diunduh tersebut. Buku itu ditulis oleh Raditya Dika, berjudul Rahasia
Menulis Kreatif. Pilihan itu otomatis saja, karena melihat daftar
isinya menarik. Step by step trik-trik menulis yang memang harus saya
ketahui lebih lanjut. Lembar pertama mulai saya buka, waah…ternyata rahasia
untuk menulis fiksi…! Terus terang, terbersit sedikit di hati untuk
meninggalkan buku tersebut dan memilih buku yang lain, yang lebih sesuai dengan
minat. Tapi, niat itu urung. Saya meneruskan membacanya sampai tuntas dalam 3
hari.
Buku ini
terbagi dalam tiga bab teknis dan satu bab curhatan penulis selama menjalankan
profesinya sebagai penulis. Walaupun uraiannya dikhususkan untuk calon penulis
fiksi, tapi ada beberapa bahasan sesuai diterapkan untuk jenis penulisan apa
saja. Bab pertama diawali dengan menmbahas bagaimana persiapan yang perlu
dilakukan sebelum menulis. Ditekankan di awal bahasan bahwa tempat semua cerita
bermula adalah ide. Jadi, kita perlu mencari ide sebagai bahan untuk ditulis. Ide
sangat sulit dicari. Mencari ide yang baik harus digali di dalam diri sendiri,
misalnya dari kegelisahan. Setelah itu, ide tersebut harus bisa dijadikan
premis, yaitu intisari cerita dalam satu kalimat saja, yang mampu membuat orang
tertarik dalam sekian detik. Penjelasan awal yang begitu menarik, membuat saya
semakin tertarik untuk mengetahui lebih jauh isi buku tersebut.
Teori menulis yang
diajarkan buku ini sangat sistematis dan urut. Contoh-contohnya diberikan cukup
jelas dan mudah dipahami. Beberapa diantaranya disertai diagram yang makin
mempermudah pemahaman. Penulis sangat pintar menyusun semua teori yang banyak
ke dalam tabel-tabel yang ringkas, tapi padat isinya. Semua faktor yang
diperlukan untuk menjadikan sebuah cerita menarik dijelaskan dengan gamblang.
Sampai akhirnya saya menjadi tertarik dan merasa yakin bisa menulis fiksi yang
bagus satu hari nanti, jika saya ikuti apa saja yang dijelaskan dalam buku
tersebut. Tidak rugi dan salah, saya memilih buku itu untuk dibaca pertama
sekali diantara buku-buku yang dishare PJ Sakifah Ismail di grup WhatsApp RCO-2.
Ternyata menulis fiksi itu tidaklah sehoror yang saya bayangkan sebelum ini. Saya
sangat yakin mampu menyelesaikan sebuah cerpen dalam waktu dekat ini. Saya punya
mimpi mengirimkan cerpen ke salah satu program RRI Jakarta, yang dikhususkan
untuk warga Indonesia yang tinggal di luar negeri. Semoga mimpi saya terwujud
satu hari nanti.
#onedayonepost
#nonfiksi
#bebas
#review
#rco2
Tampilan blognya lbh fresh bu 😊
ReplyDeleteResensinya sudah bgs. Ulasannya jg baik. Tapi, kurang keterangan buku seperti ISBN, cetakan ke-, tahun terbit, dimensi buku. Semangat,bu
Ini kan bukan resensi kan? Ini yang kesan membaca buku untuk tantangan RCO. Yang resensi sedang ditulis...hehheh. Untuk kesan apa perlu ditulis lengkap gitu juga ya? Makasih akak Awie...:)
DeleteWkwkwk iya pantesan
ReplyDelete