DAYA TARIK SI POHON EKSOTIK (Review Tempat Wisata)

Daerah Aceh, yang dulu dikenal dengan panggilan Daerah Istimewa Aceh, terkenal dengan berbagai keistimewaan. Tidak salah kalau nama itu diberikan suatu masa dahulu. Walaupun alasan utama pemberian julukan itu adalah karena keistimewaan dalam bidang agamanya. Sorotan kali ini adalah di sektor pariwisatanya. 

Objek wisata di Aceh cukup beragam. Dari bangunan-bangunan bersejarah, makanan, dan terutama keindahan alamnya, berjejer dari ujung utara sampai selatan, dari barat ke timur. Wisata alamnya juga beraneka. Pantainya luar biasa indah dan menarik. Ada yang berpasir hitam/kelabu, ada pula yang berpasir putih. Dengan ombak besar bergulung-gulung dengan gagahnya. Gunung dan perbukitan dengan taman hutannya, menghijau, tersebar hampir di setiap pelosok wilayahnya. Alam bawah laut dengan berbagai jenis ikan dan terumbu karang eksotiknya, juga tarikan tiada tara. Tidak ada bagian alamnya yang tidak menarik. Selalu memanggil-manggil untuk kembali mengunjunginya tidak bosan-bosan.

Sudah ada beberapa daftar tempat wisata yang akan dikunjungi untuk menghilangkan rasa penasaran, saat liburan panjang kali ini. Salah satunya adalah pantai yang akan diceritakan dalam tulisan ini. Berawal dari seringnya melihat postingan teman-teman di FB tentang tempat tersebut. Hati pun berkata, harus sampai ke sana nanti. Ya..ini adalah sebuah pantai, yang belum pernah sekali pun saya kunjungi sejak dulu. Entah sejak kapan pantai ini mulai terkenal dan menjadi salah satu tempat favorit untuk melepas lelah dan rekreasi bersama keluarga.

Pagi itu, setelah mengantarkan adik bungsu ke bandara untuk penerbangannya ke Jakarta, kami sekeluarga bergerak menjalankan misi hari ini. Misi dimulai dengan mengunjungi tanah milik keluarga  yang lama tidak dilihat dan terurus. Setelah menandai lokasinya di WA grup famili, agar tidak bingung mencarinya ke depan, kami pun bergerak menuju sasaran lokasi santai hari ini. Dalam ketidakpastian nama tempatnya, hanya berbekal foto-foto di FB seorang teman, kami terus bergerak mencari lokasi yang dimaksud.  

Satu per satu pantai kami lewati. Mulai dari Pantai Ujong Batee, Benteng Indrapatra, Pemandian Air Panas Ie Suum,  terus ke Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya. Tapi pantai yang dimaksud belum juga ditemui. Memberanikan diri bertanya dengan beberapa orang, jawabannya ada yang bilang sudah lewat ada yang bilang masih jauh. Nasib baik punya suami yang hobi explore, akhirnya kami lanjut saja perjalanan mengikuti jalan utama yang cuma satu-satunya, setelah Krueng Raya dilewati. Jalannya naik turun. Cukup bagus, beraspal tipis. Yang penting tidak terlalu becek dan basah saat diguyur hujan. Karena, beberapa hari sebelumnya sudah mulai hujan di Banda Aceh.

Setelah perjalanan yang cukup jauh juga, lebih kurang satu jam, kami sampai ke sebuah pintu masuk dengan papan tanda yang tertera: SELAMAT DATANG DI OBJEK WISATA PASIR PUTIH


Papan petunjuk di pinggir jalan masuk
Mobil langsung dibelokkan suami ke kiri dari arah Banda Aceh, sesuai petunjuk arahnya. Lebih kurang 100 meter dari pintu masuk, di kejauhan sudah kelihatan pantai dengan pasir putih bersinar ditimpa sinar matahari, yang cukup cerah pagi itu. Sebelum memasuki kawasan pantai, ada gardu jaga di sebelah kanan untuk memungut bayaran masuk. Retribusi yang dikutip saat itu adalah Rp 10.000,- per mobil. Kurang pasti apakah jumlah segitu cukup murah atau mahal untuk sebuah bayaran memasuki kawasan wisata pantai di Aceh umumnya, atau Banda Aceh sekitarnya, khususnya. Setelah bayaran diberikan, kami dibenarkan memasuki kawasan tersebut. Kita bebas memilih pojokan mana untuk memarkir mobil dan duduk berehat melepas lelah sambil memandang deru ombak memecah pantai. Ternyata, inilah pantai yang dimaksud. Kami ke sana bukan di akhir minggu. Jadi, kawasan terlihat sangat sepi dan sunyi.

Pantai ini dikenal dengan sebutan Pantai Lhok Mee (Mee dibaca me, seperti bacaan di kata Medan). Terletak di Desa Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Propinsi Aceh. Berjarak 38 km dari Kota Banda Aceh, dengan jarak tempuh lebih kurang satu jam. Jika ingin menggunakan Google Map sebagai panduan, maka cukup menuliskan Pasir Putih Beach, Lamreh atau Lhok Mee Beach di kolom pencariannya. Pantai ini berada di bagian Selat Melaka.


Pantai Pasir Putih, Lamreh

Ada apa sih di pantai ini sehingga membuat rasa penasaran yang luar biasa? Selain pasir putihnya, fenomena alam yang lebih menarik di sini adalah pohon-pohon eksotik yang tumbuh di laut. Sangat cantik dijadikan latar belakang sebuah foto. Pohon apakah itu? Seperti umumnya pohon yang tumbuh di air. Menurut sebuah sumber yang saya dapat, pohon tersebut adalah sejenis bakau atau nama kerennya mangrove, yang bisa tumbuh cukup tinggi. Ketinggiannya bisa mencapai 1 sampai 2 meter. Penduduk setempat menyebutnya pohon geurumbang. Kebanyakan posisi tumbuhnya di pantai ini ada di dalam laut. Saat kami datang, air sedang pasang surut, jadi kita bisa berjalan sangat dekat dengan keberadaan si pohon. Di sekitarnya juga terdapat tonjolan-tonjolan akar dan batang yang cukup eksotik. Keadaan ini hanya dapat disaksikan saat air sedikit. Saat air naik, tonjolan-tonjolan tersebut tidak akan kelihatan.

Diantara pohon yang tumbuh

Tonjolan-tonjolan akar batang yang terlihat saat air surut

Mengabadikan kenangan di sana..:)

Pohon di dalam air dengan tepian pantai
berpasir putih dan laut biru

Pohon-pohon mati dengan lekukan-lekukan yang eksotik,
seperti dibuat oleh anai-anai

Pasir pantainya sangat halus dan putih. Pecahan-pecahan karang kecil terlihat di antara hamparan pasir tersebut. Lautnya sangat jernih. Kita dapat menyaksikan dengan jelas ikan-ikan kecil yang berseliweran berenang ke sana kemari di dalam air. Ikannya berwarna-warni. Indah sekali. Bagi siapa pun yang menyukai alam yang masih asli, pantai ini harus dimasukkan dalam daftar pantai yang wajib dikunjungi jika ke Aceh.


Pasir putihnya, dengan pecahan batu karang

Tulisan ini adalah sebuah review. Maka saya bertanggung jawab untuk menjejerkan beberapa persoalan yang harus dijadikan perhatian pengelola dan pemerintah daerah agar kawasan wisata ini menjadi tempat yang nyaman dikunjungi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berdasarkan hasil kunjungan ke sana beberapa waktu lalu, diantaranya adalah tentang bayaran tiket masuk. Alangkah baiknya jika di pintu masuk diletakkan satu papan yang memaparkan berapa bayaran yang dikutip dan pengunjung diberikan bukti berupa resit, yang menunjukkan bayaran telah dilakukan. Karena dari beberapa referensi yang sempat dibaca, tiket masuknya adalah Rp 5000,-, sementara saat kami ke sana, tiketnya lebih dari itu.

Perlu diperhatikan juga fasilitas umum utama yang diperlukan pengunjung dimana pun lokasi wisata, yaitu kamar mandinya. Kamar mandi seharusnya diuruskan pemerintah daerah, bukan perseorangan. Atau paling kurang dikelola oleh kontraktor untuk itu. Seperti halnya saat saya ke sana. Setiap kawasan pondok dan warung makan, punya beberapa kamar mandi yang dibuka untuk umum dengan bayaran tertentu. Kondisi kamar mandi cukup memprihatinkan. Kotor dan gelap, licin berlumut. Seharusnya jika bayaran diambil, maka pengguna punya hak untuk menuntut sebuah kamar mandi yang nyaman. Tidak perlu mewah, tapi bersih, terawat dan terjaga.

Jangan sampai kondisi sangat berbanding terbalik dengan kondisi yang seharusnya berlaku bagi sebuah daerah yang memilih syariat Islam sebagai profil daerahnya. Kebersihan sebagian dari iman, jauh sekali dari harapan seharusnya. Saya harapkan di kunjungan berikutnya, kondisi ini sudah menjadi lebih baik. Karena tempat ini lumayan jauh dari fasilitas sebegitu, jadi mau tidak mau, pengunjung yang kebelet tidak punya pilihan untuk menggunakannya juga.

Untuk gerai-gerai makannya juga bisa lebih teratur dan menyajikan makanan lebih beragam dan punya ciri khas. Pemilik gerai juga sebaiknya punya penampilan yang bersih dan rapi, jadi pengunjung dari luar daerah atau bahkan luar negeri akan lebih nyaman. Pengunjung lokal, mungkin bisa mengatasinya dengan membawa makanan sendiri dari rumah untuk menyantap bersama-sama di pondok-pondok yang tersedia. Hanya tinggal memesan minuman di pemilik pondok yang menyediakan gerai makanan dan minuman, agar pondok dan kursi yang disediakan bisa digunakan.

Apapun ceritanya, Pantai Lhok Mee, adalah salah satu tempat yang pantas dan sesuai untuk dikunjungi. Apalagi bagi mereka yang menyukai dan berminat dengan alam dan fotografi. Kawasan ini adalah surga untuk aktifitas itu. Tidak rugi mengunjunginya saat pulang ke kampung beberapa waktu lalu. Terbayarlah rasa penasaran yang menggunung selama ini.

#onedayonepost
#nonfiksi
#reviewtempatwisata





Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah