PENASARANKU DENGAN GRAPHOLOGI

Sampul depan buku 

Buku ini aku pilih sebagai salah satu buku yang kubaca untuk Reading Challenge Odop 2-RCO2. Graphology for Teaching Parenting Therapy, begitu tajuk buku tersebut. Ditulis oleh Dr. HM. Taufiqi, SP. M. Pd, Drs. Yani Santoso, C. Ht. Sejak dulu, aku cukup tertarik dengan jenis-jenis buku begini. Buku yang mengungkap misteri, yang terjadi sehari-hari di sekitar kita. Buku yang dikirim langsung oleh penulisnya ini, memang membangkitkan rasa penasaran yang luar biasa. Karena sebelum ini, aku pernah melihat postingan teman di FB tentang mengecek dan menilai kepribadian dengan tulisan tangan. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa memiliki salah satu buku tentang itu.

Buku mulai kubuka helai demi helai. Yang pertama sekali aku begitu terkesan dengan quote di lembar pertama pembahasannya. Quote itu menuliskan bahwa:
Setiap orang adalah guru. Setiap tempat adalah sekolah. Setiap peristiwa adalah buku.
Iya, menarik sekali menyadari kita semua adalah seorang guru, paling tidak adalah guru bagi orang-orang terdekat. Belajar itu tidak selalu harus di bangku sekolah secara formal. Dimana-mana saja di seluruh bagian bumi ini adalah sekolah bagi siapa saja. Yang lebih dahsyat lagi, semua peristiwa yang terjadi di sekeliling kita adalah sebuah buku, yang bisa kita buka helai demi helainya, bila kita rasa perlu membacanya. Itu adalah kesan pertama yang cukup memberi impak besar buatku.  

Helai demi helai terus kubaca. Beberapa contoh pendukung dari teori dan pendapat yang dikemukakan, disertakan juga dalam buku ini. Di sinilah aku mulai merasa sedikit kurang suka. Mengapa? Karena gambar-gambarnya terlalu kecil dan kurang jelas. Sehingga membuat hasil bacaan gantung dan mencoba membayangkan sendiri bagaimana bentuk tulisan yang dimaksud. Bahkan ada beberapa gambar, hanya berupa kotak hitam gelap dan kosong. Agak sedikit mengurangi kenikmatan membaca buku tersebut. Padahal ide cerita yang dihidangkan adalah sebuah bahasan yang menarik. Mungkin pemakaian kertas ubi juga mempengaruhi kualitas gambar yang bisa ditampilkan.

Kesan lain yang aku rasakan adalah saat mendapati bahwa, bahasan setiap sub tema cukup pendek. Memang hanya pengenalan dasar saja. Kalau ingin mengetahui lebih lanjut, maka perlu mencari tahu dari buku-buku yang lain, dengan tema bahasan yang sama. Sub tema yang ringkas, terkesan seperti cerita pendek yang ditulis setiap hari. Karena ada ucapan salam penutup di akhir setiap tulisannya. Ide ini cukup menarik bagiku. Menjadi satu contoh yang bisa kutiru, jika aku ingin menulis buku solo nantinya. Mencicil penulisan hari ke hari adalah langkah brilian untuk menyelesaikan satu tema buku. Dan, apa saja topik bisa diangkat menjadi sebuah tulisan yang pantas dan perlu dibaca siapa saja.

Aku terus melanjutkan membacanya. Kujumpai beberapa poin penting tentang jenis-jenis tulisan kaitannya dengan kepribadian seseorang. Penjelasannya walau ringkas, kurasa cukup menuntaskan sedikit rasa penasaranku terhadap grafologi. Kalau aku ingin mendalaminya, maka perlu membaca lebih banyak lagi buku mengenainya atau mengikuti kursus khusus untuk mengetahui lebih lanjut.


Apapun ceritanya, buku ini, walau kemasannya sedikit sederhana, tapi tetap punya nilai manfaat di dalamnya.  Membaca apapun asal itu baik, tidak akan pernah merugikan. Selalu ada pesan baik yang bisa diambil dan dibawa pulang. Penting sekali untuk mencari bahan-bahan bacaan bermutu, yang bisa mengungkapkan rahasia-rahasia alam yang disembunyikan Tuhan, Sang Pencipta.  Kesan akhir setelah membaca buku Pak Vicky itu adalah ada rasa menanti dan menunggu kelanjutan penjelasan tentang grafologi lebih jauh dan mendalam. 

#onedayonepost
#nonfiksi
#bebas
#rco2

Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah