VIRUS ZAMAN NOW
Sumber Gambar dari Google Image |
Hidup di zaman
penuh informasi maya, bukan hal mudah. Dituntut kepekaan dan kebijaksanaan yang
lebih dari biasanya. Pengendalian emosi, mutlak diperlukan. Pengetahuan yang
mendalam dan detail terhadap sebuah topik juga perlu ditingkatkan. Semua itu
adalah agar kita mampu membendung diri dari memahami sebuah berita yang
berkembang dengan lebih tepat dan bijak.
Berita di zaman
sekarang tersebar dengan cepat hanya melalui sebuah piranti kecil mungil yang
hampir semua kita memilikinya. Tidak hanya yang muda, yang tua pun tidak mau
ketinggalan. Semua orang ingin berada di garis update terdepan untuk
mengetahui, menyebarkan dan memviralkan sebuah topik. Tanpa disadari kebiasaan
baru itu berkembang bak sebuah virus menyerang badan pesakit. Tidak kelihatan
secara kasat mata, tapi jelas dia ada.
Perlu cara jitu untuk mengatasi, mengurangi atau bahkan
menghilangkannya.
Virus, biasanya
adalah sesuatu yang buruk dan negatif. Tak jarang mematikan. Seseorang yang
terkena dan tertular virus, bisa saja hilang dari peredaran hidup dan
kehidupan. Begitu juga halnya virus-virus yang tersebar di era digital saat
ini. Sangat mengkhawatirkan dan mematikan. Jika virus menyerang sistem
perkomputeran, misalnya, maka seluruh sistem akan breakdown dan
menghentikan semua kerja yang berkaitan dengannya. Yang lebih membahayakan
adalah saat “virus-virus digital” memasuki otak dan pemikiran seseorang.
Virus digital
yang berkembang pesat saat ini adalah penyebaran berita-berita palsu dan
berantai. Sedikit pernyataan berbau “ancaman” turut disertakan di akhir berita
tersebut. Misalnya, jika tidak disebarkan kepada sepuluh orang, maka orang
tersebut akan diazab Tuhan, hilang rezekinya, dan lain-lain lagi. Ada juga yang
menebarkan bahwa, jika seseorang yang menulis kata “amin”, setelah membaca
berita yang disebarkan, maka akan dihapuskan dosa-dosanya. Atau pahala akan
bertambah. Penyebaran berita begini, yang sering mengatasnamakan agama, efeknya
akan lebih berbahaya. Walhal agama pun tidak menyebut dan mengatur sama sekali
tentang hanya dengan mengucapkan “amin”, maka hidup akan aman dari segala azab
dunia akhirat. Di sinilah kita perlu lebih bijak menyikapi apa saja informasi
yang diterima.
Setiap mendapat
sebuah informasi, maka yang pertama sekali seharusnya dilakukan adalah
membacanya dengan hati-hati. Sambil membaca, pahami satu per satu dan cerna
dengan baik. Di sinilah kita perlu mencari tahu, bertanya ke yang lebih arif
dan mengetahui, jika informasi tersebut masih meragukan. Setelah semua data diperlukan
diperoleh, maka barulah keputusan diambil, perlu diterima atau tidak informasi
yang dibagi itu. Perlu diteruskan atau tidak beritanya.
Dangkalnya
pengetahuan tentang berbagai hal, terutama berkenaan dengan agama, sering
memancing emosi naik ke permukaan. Langsung emosi dan marah-marah setiap ada
berita-berita menyudutkan, mengejek atau bahkan menghina agama yang dianut.
Pernahkah kita berhenti sejenak, memahami dan mengkaji mengapa semua itu bisa
terjadi, sebelum amarah di kedepankan? Pernahkah kita melihat ke dalam diri masing-masing,
instropeksi diri sendiri, adakah aku seperti yang dituduhkan? Adakah agama yang
aku anut seperti yang mereka paparkan? Pernahkan kita terus meredam emosi
setelah memahami semuanya? Seharusnya itulah yang harus dilakukan terlebih
dahulu. Fokuskan penyelesaian pada diri sendiri terlebih dahulu, baru fokus
dengan urusan di luar diri. Niscaya, apa saja berita palsu yang disebarkan
tidak akan mempengaruhi kita. Menyaring semua info yang masuk terlebih dahulu,
harus terus dilatih, agar kita semakin pandai memilah dan memisahkan informasi
mana yang perlu kita teruskan dan endapkan di pikiran. Semoga kita terus
dilindungi Tuhan dan terhindar dari perbuatan yang tidak berfaedah dan
bermanfaat.
#onedayonepost
#nonfiksi
#temabebas
Comments
Post a Comment