KUASA MEMABUKKAN (12)




Bahagian 12.

Setelah Dira keluar dari rumah sakit, Febrian menanyakan tentang foto yang ditemukannya di rumah Dira. Dira menceritakan apa yang terjadi pada ibunya bertahun lalu.  Febrian pun turut menceritakan bahwa dia pernah berjumpa dengan ibunya Dira. Dira langsung tertarik dan menanyakan dimana Febrian bertemu ibunya. Febrian menjelaskan bahwa dia kehilangan jejak ibu Dira sejak kebakaran yang terjadi di klinik tempat dia bekerja dulu. Tapi, dia mengenal seseorang yang mungkin tahu keberadaannya saat ini. Orang itu adalah ibunya, Dokter Karin.

Dira langsung mengajak Febrian menjumpai ibunya. Karin pun menceritakan bagaimana awalnya dia terlibat dengan kasus menyembunyikan ibu Dira. Dia diperintahkan oleh Dani, yang takut kejahatannya terbongkar karena bukti yang dimiliki Sofia, ibunya Dira. Tapi, Karin kehilangan jejak Sofia saat terjadi kebakaran di klinik tempatnya bekerja dulu. Karin masih terus berusaha menemukannya. Dan, dia berjumpa dengan seorang perawat, yang dulu ditolong Sofia saat terperangkap dalam api yang memenuhi ruangan kerjanya yang terkunci. Saat itu, Sofia terkena luka bakar yang parah.

Dira sangat senang mengetahui ibunya masih hidup. Dan, Tuhan telah menunjukkan jalan dengan bukti-bukti yang lengkap untuk membawa Dani ke pengadilan. Walaupun tidak mudah meminta Dani mengakui semua perbuatannya. Namun Dira yakin bisa mengheret Dani ke pengadilan dalam waktu dekat. Saat ini yang perlu dia lakukan terlebih dahulu adalah menemui ibunya.

Ditemani Febrian dan Karin, mereka menuju tempat dimana ibu Dira berada. Saat sampai ke sana, perawat yang menjaga Sofia selama ini memberitahu bahwa Sofia sudah diculik oleh Dani. Ternyata Dani sudah mendapat kabar bahwa semua saksi dan bukti kejahatannya sudah berada di tangan Dira. Dan, Dira sudah bersiap sedia menyerahkan semua bukti-bukti tersebut kepada kepolisian untuk segera diproses dan selanjutnya diserahkan kepada pengadilan untuk diadili.

Tidak berapa lama Dira mendapat panggilan. Ternyata Dani yang menelepon. Dia memberitahu, jika Dira ingin ibunya selamat, maka dia harus menyerahkan semua bukti-bukti yang dia miliki tentang kejahatan yang dilakukannya. Dira bersikeras tidak akan terpengaruh dengan ancaman yang diberikan Dani. Dengan bantuan tim di unit khusus, mereka berhasil membawa Dani ke pengadilan. Ibu Dira pun bisa diselamatkan.

Pengadilan yang mengadili Dani dan konco-konconya cukup tegang dan mengharukan. Kisah-kisah sedih yang diutarakan saksi cukup membuat ruang sidang sunyi dan sayup-sayup terdengar isak tangis kecil dari hadirin yang mengikuti persidangan tersebut. Hakim memutuskan Dani dihukum penjara seumur hidup atas semua perbuatan yang telah dilakukannya. Kesalahan akibat kejahatan yang dilakukannya tidak dapat dimaafkan.

Akibat kuasa yang memabukkan, kini Dani harus menghabiskan sisa-sisa hidupnya di penjara. Tidak ada seorang pun yang mau lagi menolongnya. Termasuk orang-orang kaya yang dulu menjadi kroni-kroninya. Semua sudah berbalik arah mencari orang lain yang akan mereka dukung untuk menjaga kepentingan mereka.

Dunia ini selalu berputar. Adakalanya seseorang yang di atas akan berada di bawah. Yang dulu susah, kemudian akan jadi senang. Dulunya sedih, sekarang akan gembira. Begitu juga sebaliknya. Dira yang dulu sedih, hidup sendiri dan terpaksa menganggap ibunya sudah tiada, sekarang gembira, karena dia sudah bertemu dengan ibunya dan bisa kembali bergembira seperti dulu.




Selesai...


Note: 
Tulisan ini adalah bagian ke duabelas atau yang terakhir dari cerbung "KUASA MEMABUKKAN". Merupakan tantangan ODOP terakhir. Ide cerita diambil dari drama Korea "Witch at Court", yang sedang ditayangkan di KBS, saat ini. Tokoh dan alur cerita sedikit diubah, sesuai dengan imajinasi penulis. Semoga bisa jadi ajang belajar, untuk terus mendalami penulisan fiksi. Walaupun sudah melewati batas waktu setoran, tapi tetap akan menuntaskan tugas sebaik-baiknya. Semoga ada pertimbangan untuk kelulusan. 

Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah