KUASA MEMABUKKAN (10)



Bahagian 10.

Dira dan Febrian langsung bergerak untuk menjumpai Santo. Tapi, posisinya tidak diketahui dimana. Dalam perjalanan mereka menduga bahwa Santo sengaja mendekati wanita-wanita yang diinginkannya untuk membuat video tak senonoh. Pasti ramai wanita yang telah menjadi korbannya.

Santo ditemui, setelah Dira dan Febrian cukup bukti tentang kelakuan sumbangnya. Dia mempertahankan diri, bahwa dia tidak melakukan semua yang dituduhkan.  Kasus tersebut selesai dengan kemenangan di pihak Dira dan Febrian. Santo dihukum 3 tahun penjara. Semua korban terlibat merasa lega dengan keputusan tersebut.

***

Di tempat yang lain, Dani dan Tedi sedang membicarakan sesuatu. Tedi memberitahukan sebuah berita agak mengejutkan pada Dani. Dia menerangkan bahwa Jaksa Dira, yang banyak memenangi kasus-kasus berprofil tinggi beberapa waktu belakangan ini, adalah anak Sofia, yang menyimpan kaset, bukti kejadian yang melibatkan Dani, bertahun-tahun lalu. Dani kaget dan berkata sambil tersenyum sinis, “Waah, anak Sofia seorang jaksa? Benar-benar menarik…?”

“Bukan itu saja...”, Tedi melanjutkan. “Jaksa Febrian, yang sering mendampingi Dira memenangi kasus adalah anak kepada Dokter Karin…”. Dokter Karin adalah dokter yang menangani Sofia, sewaktu mereka berdua mengamankannya di lift beberapa tahun lalu. Yang menjadi kegusaran Tedi adalah, kedua jaksa tersebut bekerja di bawah pimpinan Jaksa Tuti, yang menangani kasus demo buruh yang melibatkan Dani. Dulu Dani terbebas, tapi dia mengkhawatirkan kemenangan itu tidak akan berpihak pada Dani lagi, sekiranya kasus itu diselidiki semula.

Dengan nada agak sombong, Dani mengatakan, “Tidak perlu takut dan khawatir. Semua tergantung bagaimana kita memanfaatkan mereka. Bahkan seekor harimau pun bisa menjadi seekor anak kucing, jika cakarnya dipotong…”

 ***

Dani masih berambisi untuk terus meningkatkan karier politiknya. Berbagai usaha dilakukannya untuk memberi kesan baik pada masyarakat. Dia mengundang wartawan dan reporter datang ke rumah sakit. Di depan mereka, dia membasuh wajah seorang wanita yang sedang terbaring koma. Ternyata itu adalah istrinya. Dia menjelaskan kepada wartawan dan reporter, bahwa istrinya sedang menderita sakit yang langka, sejak 15 tahun lalu. Terkesan Dani sangat menyayangi istrinya itu. Sambil menahan tangis, dia berharap istrinya bisa segera sembuh dan tersenyum padanya lagi satu hari nanti.

Tidak  berapa lama, asistennya Tedi, menghentikan interview dan menyuruh semua yang hadir saat itu keluar dari kamar. Begitu mereka semua keluar, Dani menyuruh untuk segera memindahkan istrinya ke tempat lain. Tedi berpendapat lebih baik agak lebih lama terekspos pada media. Tapi, Dani tidak bersedia.
“Sekali sudah cukup untuk sebuah pertunjukan! Akan sangat membosankan untuk kedua kalinya…”, Dani menjerit marah kepada Tedi. Ternyata itu adalah sebuah sandiwara untuk menyaring masyarakat untuk memilihnya nanti.

Dani menghampiri istrinya yang terbaring kaku, “Tidurlah terus. Jangan bangun. Inilah cara kamu membantuku…!”

***

Bersambung…


Note: 
Tulisan ini adalah bagian ke sepuluh dari cerbung "KUASA MEMABUKKAN". Merupakan tantangan ODOP terakhir. Ide cerita diambil dari drama Korea "Witch at Court", yang sedang ditayangkan di KBS, saat ini. Tokoh dan alur cerita sedikit diubah, sesuai dengan imajinasi penulis. Semoga bisa jadi ajang belajar, untuk terus mendalami penulisan fiksi. Walaupun sudah melewati batas waktu setoran, tapi tetap akan menuntaskan tugas sebaik-baiknya. Semoga ada pertimbangan untuk kelulusan. 


Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah