A WONDERFUL DAY (3)...

Ini cerita, minggu lalu. Tepatnya 29 September, pas hari Jumat, pas hari lahir saya. Kejadian di luar perkiraan terjadi tanpa diduga. Setelah paginya mengikuti Seminar Menulis Itu Mudah, bersama DR. Ersis Warmansyah Abbas, di Kampus UKM  Bangi, rencananya pulang dari situ, saya bersama teman-teman, akan melepak di KL Sentral dan juga berencana untuk ke Masjid India, membeli beberapa keperluan yang saya perlukan. Tapi, apakan daya, rencana Tuhan lebih hebat dari rencana manusia. 

Saat sedang menunggu kereta api menuju KL Sentral, yang lumayan lama datangnya, saya dihubungi suami melalui handphone. Memberitahu kalau anak saya, karena terburu-buru harus kembali ke sekolah, tertinggal kunci rumah di dalam, sementara dia keluar sambil menekan tombol untuk mengunci pintu. Kunci yang lain ada dengan saya. Waduuuh...! Terpaku sejenak saya. Apa yang harus saya lakukan? Jarak rumah dengan tempat saya berada saat itu, tidak dekat, tapi jauuuh! Berbagai alternatif berseliweran di kepala mencari jalan keluar yang tepat dan cepat. Kereta api pun sampai. Tanpa mendapat jawaban pasti jalan keluarnya, saya terus menaikinya. Tak lama suami kembali menghubungi dan meminta saya turun di stasiun terdekat dengan rumah. Suami akan datang menjemput di tempat itu. Wallaa, akhirnya saya harus membatalkan rencana me time dengan teman-teman. Hiksss..! 

Yaah, itu satu kejadian yang luar biasa yang terjadi hari itu. Hahahah. Kejadian selanjutnya lebih dahsyat lagi. Setelah membeli makanan untuk makan siang, karena perut sudah mulai keroncongan, saya diantar suami ke stasiun LRT, tempat saya parkir mobil paginya. Langsung starter mobil dan bersiap-siap pulang. Setengah perjalanan, saya merasa  ada suara angin keluar dari arah belakang dan mobil seperti tiba-tiba, bannya kempis. Tapi, saya tidak mempedulikannya, terus mengendarai mobil. Suami yang mengikuti di belakang, terus membunyikan klakson mobilnya berkali-kali, memberitahu kalau ban mobil kempis, tapi saya masih tidak menyadarinya. Saya mengikuti saja arahan tangan suami yang menyuruh membelok ke kiri dari traffic light dan berjalan di depan menunjuk jalan langsung ke bengkel. Baru saya sadar ada sesuatu dengan mobil yang saya bawa. Segera turun dari mobil dan menyaksikan ban mobil yang sudah tidak ada anginnya. Pekerja bengkel terus menangani dan melihat kerusakannya. Astagfirullah, ada baut sebesar jari tertancap di dalamnya...! Luar biasa..!!

baut yang dikeluarkan dari ban mobil
Suami bilang, kalau saya terus membawa mobil, tanpa menyadari kondisi itu, pasti ban akan hancur total. Alhamdulillah, Allah masih memberikan pertolongan. Lubang yang terhasil setelah baut dikeluarkan lumayan besar. Jadi, tidak bisa hanya ditempel biasa saja. Harus ada perlakuan khusus lebih lanjut untuk menanganinya. Kalau harus mengganti sebuah ban baru, wuiih tak mampu saya. Akhirnya, disarankan satu cara, yaitu menempel ban dengan cara lebih advance. 

Pertama sekali, montir membersihkan bagian dalam ban dari semua kotoran. Mengamplas bagian yang berlubang dengan alat khusus yang berputar-putar seperti mesin pembersih jalan. Cuma ukurannya lebih kecil. Seukuran mesin pengaduk kopi. Setelah proses itu, dia menutup lubang dari bagian dalam tersebut dengan sejenis stiker berbahan lebih kurang sama dengan ban, berwarna hitam. Lalu lubang di bagian atas ditaburi dengan sejenis serbuk hitam. Dia kembali ke stiker yang ditempel di bagian dalam, menyapunya dengan sejenis lem dan meratakan serta mengeringkannya dengan baik. Ban telah siap ditempel dan siap diisi angin kembali. Sebelumnya sport rim bannya dipasangkan dan diuji balancingnya, baru dipasang kembali ke mobil. Ban dipompa kembali dan selesaiiii...alhamdulillah. Setelah membayar, saya langsung menghidupkan mobil dan bergerak pulang ke rumah.

Moral of story dari kisah ini adalah, kita bisa berencana apa saja yang kita inginkan. Tapi, rencana Tuhan selalu yang terbaik. Mengapa?  Karena, Tuhan menghentikan jalan saya dan membelokkannya untuk segera kembali ke rumah, hanya gara-gara kunci yang tertinggal di dalam rumah. Tapi, sebenarnya puncak dari segalanya adalah mobil yang kempis. Kalau saya terus melanjutkan perjalanan untuk berbelanja di kota, uang akan habis di sana dan mobil tidak akan bisa diperbaiki, karena kehabisan uang....hahhaha. Prosesnya dimulai jauuh sebelum itu, hanya untuk menghentikan langkah saya. Maha Besar Allah..! Dia Maha Tahu segalanya dan mengatur semuanya dengan baik dan tepat.

Mulanya, judul tulisan ini saya buat A VERY BAD DAY, terus saya ingat hasil seminar menulis yang saya ikuti hari itu. JANGAN PERNAH MENGINPUT OTAK DENGAN SESUATU YANG NEGATIF..!  Akhirnya saya lebih memilih menggantinya dengan A WONDERFUL DAY..! Agar hanya yang positif masuk ke dalam memori pikiran. Pelajaran lain yang saya dapat, yaitu bisa langsung mempraktekkan proses MENULIS DALAM OTAK DAN MEMBUAT PENJELASAN TERHADAP SESUATU YANG DILIHAT, yang dikenalkan Pak Ersis. Saya praktekkan saat menceritakan tentang proses perbaikan ban mobil yang kempis di atas. Saat menyaksikan proses itu, saya terus menginput ke otak ceritanya dan menyimpannya dengan baik. Kemudian saya mencoba menuliskannya beberapa hari setelah itu untuk menguji apa saya mampu mengingat dan memanggil kembali memori yang sudah saya tanamkan sebelum itu. Belum maksimal, tapi tidak mengecewakan. Perlu latihan terus menerus. Semoga saya bisa lebih maju ke depannya dalam proses ini.

Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah