SUBUH YANG DIRINDU


Tabuh di sebuah masjid tua di Melaka

Hening,
Sunyi,
Dingin,
Damai...

Kabut tipis menyelebungi,
Embun menetes membasahi bumi,
Sayup terdengar tabuh dimainkan,
Nadanya merdu menghanyutkan
Pertanda subuh akan menjelang...

Suasana fajar yang dirindu,
Dengan rerimbunan pohon-pohon teduh,
Di kampung halaman,
Sungguh, aku sangat ingin menikmatinya lagi...

Merasakan kenikmatan saat tabuh mulai dipalu,
Diiringi suara-suara merdu dan syahdu,
Mengalunkan ayat-ayat suci pengobat jiwa,
Sungguh, membuat jiwa raga meronta..
Bila lagi kudapat menikmatinya tanpa gangguan.

Tabuh subuh semakin kuat terdengar,
Saat seru itu sampai,
Mengajak umat menghadap-Nya,
Mengajak umat mengingat-Nya...
Sungguh, kenikmatan tiada tara,
Yang membawa jiwa dan raga melayang,
Melayang merasakan kehadiran cinta kasih-Nya,
Sungguh, tabuh subuh yang sangat dirindu hadirnya,
Di tengah belantara hutan batu ini...

===========
Note: 
Tulisan ini ditulis untuk menjawab tantangan PJ Bawang Merah ODOP4, Kang Fery yang memberi tema "Tabuh Subuh", sebagai bahan untuk dibuatkan puisi 4 bait. Masih harus banyak belajar lagi. Semoga puisi ini memenuhi kriteria sebuah puisi sebenarnya.




Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah