“SI EMAK”, MENTOR MENULISKU
Dunia kepenulisan bukanlah sesuatu yang
baru bagiku. Sejak kecil aku suka menulis. Walau hanya menulis diari atau
menyusun laporan. Tapi, kegiatanku selalu tidak jauh dari dunia tersebut. Orang
tuaku, terutama ayah, adalah seorang yang pintar menulis. Beliau adalah salah
seorang yang menjadi penulis pidato atau kata sambutan Rektor Unsyiah satu masa
dulu, saat beliau masih ada dan aktif mengajar di universitas tersebut.
Menginjak remaja, aku selalu terpilih
sebagai sekretaris di berbagai organisasi atau program yang diikuti. Aku juga
menulis berbagai proposal dan laporan hasil kegiatan yang telah dijalankan. Aku
sangat suka menulis sendiri kata sambutan selaku ketua sebuah program dan
membacanya dengan penuh keyakinan saat itu. Tanpa disadari, semua itu telah
memupuk bakat menulisku. Sepupuku juga pernah mengajak menulis karya ilmiah
untuk disertakan pada sebuah kompetisi penulisan. Walaupun tidak menang, itu
semua menjadi langkah yang lebih mengukuhkan semangatku untuk terus menulis.
Semangat menulis terus ada sampai aku
berhijrah ke Kuala Lumpur. Aku mulai aktif menulis di blog, sejak beberapa
tahun lalu. Blog tersebut adalah blog berisi informasi tentang dunia
ketrampilan, satu dunia yang memang menjadi minatku juga sejak kecil. Dunia
kreatif yang digandengkan dengan dunia penulisan, aku luahkan di blog tersebut.
Menulis berbagai tutorial menjadi minat yang luar biasa bagiku. Meskipun
menulis tutorial bukan satu perkara yang mudah, tapi aku suka mempersiapkannya.
Semoga aku bisa terus istiqamah menulis dan mengisi blogku yang mulai berkarat,
karena jarang dikunjungi saat ini.
Dalam setiap doaku beberapa tahun
belakangan ini, aku selalu meminta kepada Allah, untuk mendekatkan aku dengan
orang-orang yang memberikan kebaikan kepadaku. Bukan orang-orang yang hanya
memberikan aura negatif dan menghambat perjalanan hidup dan kehidupan. Dan aku
mendapatkan itu sedikit demi sedikit. Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah
untuk semua itu.
Aku semakin diseret alam untuk mempelajari
dunia kepenulisan. Teman-temanku bertambah dari dunia tersebut. Teman-teman
yang semakin membuatku cinta dengan dunia kepenulisan. Sehingga aku kenal
dengan seseorang, yang suka aku sebut sebagai mentor menulisku saat ini.
Menulis adalah satu kebiasaan yang harus
dipupuk dan dirawat. Memupuk dan merawatnya harus dengan cara yang benar. Salah
satunya adalah dengan memiliki mentor yang setia menggenjot, mendukung,
mengkritik dengan benar anak mentornya, supaya lebih baik dan bagus penulisannya.
Dan aku telah menemukan itu.
Alhamdulillah..
Beliau aku kenal dari sebuah group
kepenulisan di Facebook. Hanya saling bertukar komen di beberapa status di
group tersebut. Namanya begitu menjual, sehingga saat aku dimasukkan ke sebuah
group WhatsApp Alumni HMI, oleh seorang teman, aku langsung mengenali dan
mengingatnya. Pertemuan darat terjadi secara tidak disengaja di KBRI, pada
program pelantikan kepengurusan KAHMI Kuala Lumpur. Aku mendekatinya, yang
rupanya memang sedang mencari-cari diriku, dikarenakan aku tag beliau di status
Facebookku malam itu. Kami mulai bercerita seperti sudah kenal lama. Dari
pertemuan singkat itulah kisah sebuah perjalanan penulisanku seperti menemukan
jalannya. Beliau mengajakku untuk ikut kursus penulisan yang telah dirancang.
Aku langsung menjawabnya dengan jawaban yang pasti dan yakin. Aku akan ikut!
Beliau adalah seorang yang sederhana walau
berpunya. Dan, biasanya, aku akan cepat klop dengan tipikal orang seperti ini.
Orangnya mudah mesra dan akrab. Sama dengan tipeku. Pertemuan demi pertemuan
makin mendekatkan kami. Keinginan yang kuat untuk menolong teman-temannya di
Malaysia untuk rajin dan semakin pintar menulis dilakukannya tanpa pamrih.
Pendekatan yang beliau lakukan sangat
sesuai denganku. Tidak mendesak tapi membuat kita terdesak. Pendekatan
penuh damai istilahku. Menulis tanpa paksaan, tapi harus dipaksa. Tidak
didikte, tapi terasa cubitan dan jewerannya. Dengan kondisi dan situasi
sedemikian, aku semakin aktif menulis. Semakin sering membaca sekitar. Semakin
banyak ide untuk dituangkan dalam tulisan. Semakin kemaruk, orang Malaysia
bilang, untuk menulis. Apa saja ingin dijadikan bahan untuk ditulis.
Semangat menulisku melonjak tinggi setelah
berkenalan dengan mentor satu ini. Kemampuan menulisku pun semakin baik hari ke
hari. Komen-komen membangun selalu diberikan di setiap tulisan-tulisan yang aku
posting. Dari beliaulah aku mengenal tokoh-tokoh hebat lainnya di bidang
penulisan. Dari beliau pulalah aku
bersama teman-teman seperjuangan di Malaysia, berhasil menerbitkan sebuah buku
antologi yang luar biasa. Tidak terkata betapa berterima kasihnya aku dengan
mentorku ini.
Saat ini, beliau kembali menyemangatiku
untuk segera memulai menggarap buku solo. Buku solo dengan tema ketrampilan, bidang
yang kugeluti kini. Alangkah bertuahnya aku, memiliki mentor yang dengan setia
memberi dukungan terhadap apa saja yang aku tulis. Beliau menyentilku dengan
pernyataan, JANGAN KASIH SEMANGAT KE ORANG LAIN SAJA, TAPI MULAILAH MENULIS
KARYA SENDIRI. Pernyataan yang sangat mengena buatku. Sangat tepat sasaran,
mengingat aku yang sangat sering menunda-nunda kerja. Semangatku kembali
berkobar-kobar untuk segera mewujudkan impian memiliki buku solo, tahun ini.
Insyaallah.
Kak Rita, begitu panggilanku kepadanya.
Emak atau Oma Rita, begitu panggilan mesra kami kepada beliau. Tetap setia
memberikan dukungan seratus persen buatku dan teman-teman lain, anggota Sahabat
Pena Nusantara (SPN), Malaysia. Aku yakin, bukan hanya aku yang merasakan
energi positif yang disalur dan tularkan Kak Rita untuk rajin menulis. Hampir
semua anggota turut merasakan hal yang sama. Terima kasih Kak, untuk semua
semangat, dukungannya buat kami. Mudah-mudahan bimbingan yang diberikan akan
berterusan, meskipun kita tidak bersama lagi di satu tempat. Masih banyak
rencana, program yang berjejer untuk kita wujudkan ke depan. Semoga Allah
memberkati perjalanan persahabatan kita.
Comments
Post a Comment