CINDERELLA YANG MALANG

Di sebuah negeri, hiduplah sebuah keluarga yang cukup bahagia. Cinderella, adalah salah seorang anggota keluarga itu. Setelah ditinggal mati ibundanya, dia tinggal bersama ayah kandung, ibu tiri dan kedua kakak tirinya. Kehidupan keluarga itu tidaklah seperti keluarga tiri lainnya. Walaupun tidak sedarah hubungan adik beradik tersebut sangat akrab dan saling menyayangi. Mereka menyelesaikan urusan rumah bersama-sama. Sampai satu saat, sebuah peristiwa besar telah menghancurkan kemesraan hubungan keluarga tersebut. Ayah kandung Cinderella meninggal tiba-tiba. Cinderella akhirnya kehilangan kedua orang tuanya. Tinggallah dia membesar dengan keluarga tirinya. Hubungan yang tulus di antara mereka mulai terusik, saat kedatangan nenek, ibu kepada ibu tirinya. Si nenek mulai menebarkan fitnah keji terhadap Cinderella dan mengadukannya ke anak dan cucunya. Berbagai fitnah tersebut membuat sikap dan perlakuan ibu dan kakak-kakak tirinya berubah total. Mereka mulai termakan fitnah si nenek. 

"Cinderella, kemari kau!" ibu tirinya memanggil. Sambil berlari kecil dia menemui ibu tirinya. 
"Iya, Bu, saya datang," teriak Cinderella dari kejauhan, karena dia sedang mencuci piring di dapur. 

Ibu tirinya mulai menderetkan pekerjaan yang harus dikerjakannya segera. Begitulah setiap hari, siang dan malam, Cinderella diperlakukan seperti babu di rumahnya sendiri. Tubuhnya semakin ringkih dan kurus. Tapi, wajahnya tetap ceria dan seolah-olah tidak sedang mengalami kesusahan. Padahal tanpa henti dia mengerjakan urusan rumah. Dia hanya tidur beberapa jam saja setiap malamnya. Kakak-kakak tirinya pun tidak pernah lagi menolongnya.

Pada satu hari, saat Cinderella sedang berbelanja di pasar, dia terbaca sebuah pengumuman dari istana. Pengumuman itu berisi pemberitahuan akan diadakannya pesta menari bersama pangeran, selama tiga hari tiga malam. Semua gadis remaja di negeri itu dibenarkan ikut serta, tanpa pengecualian. Cinderella hanya membaca sekilas dan tidak berniat untuk mengikutinya. Karena dia merasa tidak pantas dan tidak sesuai baginya. Dia pun berjalan pulang. 

Sesampai di rumah, dia mendengar perbincangan kedua saudara tirinya tentang pengumunan dari istana itu. Mereka begitu gembira dan mulai membicarakan semua persiapan untuk program tersebut. Mereka mulai menyebutkan satu persatu baju, sepatu, dan perhiasan yang akan dipakai nanti. Mereka menyuruh Cinderella mempersiapka semuanya, agar mudah mereka menggunakannya. Hingga akhirnya, kedua kakaknya itu mulai melangkahkan kaki menuju istana dengan senyum lebar dan hati yang gembira. Tinggallah Cinderella meneruskan urusan rumah, yang seperti tidak ada habisnya. Meskipun begitu dia tetap ceria dan senang hati. Selesai mengerjakan semua, dia beristirahat di dalam kamarnya. Dia mulai membayangkan kegembiraan kakak-kakaknya di pesta menari bersama pangeran. Tiba- tiba saja dia punya keinginan menghadirinya. Tapi, apakan daya dia tidak punya baju, sepatu, dan perhiasan yang sesuai untuk ke sana. Dia hanya bisa meratapi hidupnya. Tidak ada peluang lagi baginya untuk ikut serta dalam pesta begitu. Keluarga tirinya juga tidak mengajaknya untuk bersama-sama ke sana. Hidupnya memang hanya berada di dapur saja, ntah sampai kapan. Dia hanya bisa meratapi hidupnya yang malang itu.

Note: 
Tulisan ini disiapkan dalam keadaan mata mengantuk berat, karena seharian di luar. Ide datang saat mulai menulis. Merupakan tulisan "tantangan" untuk minggu ini, yang mengharuskan peserta untuk membuat ending sebuah kisah dongeng terbalik kondisi dan keadaannya dari dongeng aslinya. Mudah-mudahan cukup memenuhi kriteria. Intinya, dalam kisah dongeng Cinderella versi saya di atas, adalah seorang Cinderella yang malang hidupnya sampai ke akhir. Tidak ada perkenalan apalagi pernikahan dengan pangeran. Tidak ada sepatu kaca yang tertinggal, tidak ada peri, tikus-tikus, yang menolong Cinderella menjadi seorang puteri yang diminati pangeran.

                                                                                                                                        

Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah