TULISANKU DIBANTAIIIII....!

Salah satu program dalam One Day One Post (ODOP) adalah membedah tulisan-tulisan peserta yang ikut serta. Program itu diberi tajuk Bedah Tulisan. Peserta yang jumlahnya melebihi seratus, dibagi-bagi ke dalam kelompok kecil, yang anggotanya lebih kurang dua puluh orang. Saya tergabung dalam kelompok Bawang Merah. Selasa malam lalu adalah giliran tulisan saya yang dibedah. 

==============================
TIDAK ADA ALASAN..
Oleh: Raihana Mahmud
                                              
Kebelakangan ini, saya lebih suka mengantar jemput anak ke sekolah, berjalan kaki. Walaupun pada mulanya dia protes, tapi lama kelamaan dia pun ikutan fun. Jaraknya lebih kurang dua ratus meter dari rumah. Bolak balik empat ratus meter. Tidak terlalu jauh.

Suami heran dan bertanya, kenapa? Takde minyak kereta ke? Rosak ke? Dan sederet pertanyaan lainnya. Saya termangu, iya...kenapa ya? Kenapa saya tidak bawa mobil untuk antar jemput Azizah? Hmmm...

Bukan berarti tidak mensyukuri bisa punya kenderaan. Yang bisa digunakan saat diperlukan. Bukan juga kufur nikmat. Tidak menghargai apa yang sudah ada. Tidak ada alasan apa pun yang bisa saya utarakan. 

Saya merasa santai saja, bisa mengeluarkan keringat dengan berjalan kaki. Berjalan tanpa stress dengan kemacetan. Berjalan tanpa capek menginjak pedal-pedal mobil. Berjalan dengan riang, sambil mensyukuri masih diberi Allah kesempatan menikmati alam dengan semua panca indera yang ada.

Berjalan kaki santai melewati jalan-jalan lengang di pagi hari, bahkan siang saat anak-anak pulang dari sekolah. Di bawah rindangnya pohon-pohon besar yang tumbuh rapi di pinggir jalan. Sangat meneduhkan. Memberikan pemandangan yang sangat berbeda dari biasanya. Interaksi dengan penghuni alam ternyata lebih nyata. 

Senyuman otomatis akan terukir di wajah, saat bertemu dengan jiran-jiran sekitar. Waah, lebih sehat dan tidak anti sosial. Hahhaha. Ucapan "pagiiii", "morniiing" akan terdengar dari kiri dan kanan. Menyapa sahabat-sahabat baru yang ditemui. Terasa ada kenikmatan yang indah sekali.

Bahkan, kemarin ada seorang balita berketurunan Cina, yang menyapa saya dengan panggilan "ceuceu". Haaah...hahhaha...Ceuce adalah panggilan untuk kakak dalam bahasa Cina. Saya kurang pasti menulisnya gimana, tapi pengucapannya ya..seperti yang saya tulis itu.  

Saya tersenyum lebar, saat dipanggil begitu.  Hahhaha...lhooo...koq saya dipanggil begitu? Apakah saya sudah kelihatan lebih muda? Hahahha...ngawur. 

Tapi, terus terang, berjalan kaki ternyata lebih membuat saya aktif setiap paginya. Menjadikan saya lebih riang dan bahagia. Bersyukur diberikan Tuhan peluang merasakan itu. Di tengah-tengah kota metropolitan yang kehidupannya sangat individualis. Merasakan nilai-nilai sosial yang akan menjadi kekuatan kokohnya suatu bangsa.
     
Ternyata dari "tidak ada alasan", pada akhirnya itulah yang menjadi alasan. Hahahha. Alasan memang tidak selalu harus dijabarkan, tapi jawabannya akan ditemui dari tindakan nyatanya.

==============================

Di atas adalah tulisan yang saya pilih untuk "dibantai", malam tadi. Merupakan tulisan lama, yang pernah saya posting di FB. Saat itu, ramai yang memberi perhatian dan tidak salah kalau saya ingin melihat juga koreksi dari teman-teman di ODOP terhadap tulisan itu. Setelah mendapat persetujuan dari PJ grup, akhirnya saya bersiap sedia untuk membentangnya dalam Bedah Tulisan. Sebelum itu saya minta dispensasi juga untuk memulai program lebih awal dari biasanya. Karena perbedaan waktu antara Malaysia dan Indonesia, walaupun cuma 1 jam, tapi sering membuat saya tertidur di akhir kelas di ODOP. Permintaan saya disetujui semua dan malah teman-teman minta dipercepat lagi. Alhamdulillah. 

Kelas dimulai dengan sedikit materi penunjang yang disampaikan PJ grup. Materi malam tadi adalah tentang lanjaran, omo, dan EBI. Setelah sedikit tanya jawab tentang materi, kelas dilanjutkan dengan membedah tulisan. Saya dipersilakan untuk mengenalkan diri dan menyajikan tulisan yang akan dibedah.

Respon pertama yang masuk adalah pertanyaan adakah saya orang Malaysia? Perbincangan terus memanjang dan semua bilang tulisan saya berdialek Melayu. Saya tersenyum kecil membaca semuanya. Waah, apakah tulisan saya Malaysia sangat? Padahal saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk menulis dengan aturan Bahasa Indonesia yang benar dan tepat. Secara pribadi, saya adalah seorang yang suka menulis benar, tidak suka menulis asal-asalan. Setiap tulisan yang saya publish dimana-mana media sosial, selalu saya edit terlebih dahulu sebelum saya posting. Jadi, baru semalam tulisan saya dikoreksi bahwa agak kemelayu-melayuan. Ngak masalah sebenarnya, menurut PJ grup, Kang Fery. Tapi, tetap sesuatu bagi saya. 

Hampir delapan belas tahun menetap di Malaysia, ternyata sangat mempengaruhi gaya menulis saya. Tak jarang juga sering bingung saat menulis sebuah kata, ini Bahasa Melayu (BM) atau Bahasa Indonesia (BI)? Walaupun bahasa tulisan keduanya sebenarnya tidak terlalu berbeda, karena akarnya adalah sama, tapi ternyata tertangkap juga oleh teman-teman yang memang sudah terbiasa menulis dalam Bahasa Indonesia. Terima kasih semua untuk kritikannya.

Berikutnya, setelah kebingungan terkontaminasinya tulisan saya dengan BM, akhirnya satu kesimpulan diambil, bahwa bedah akan dilakukan berdasarkan aturan-aturan BI. Yaa, saya setuju. Koreksi demi koreksi mulai diberikan teman-teman. Saya mencatatnya satu persatu dan membintangi setiap koreksi tersebut, agar menjadi pengingat saat menulis di masa akan datang. Secara umum tidak terlalu banyak yang perlu diperbaiki. Dan, teman-teman juga suka disajikan sesuatu yang berbeda, karena tulisan yang terkontaminasi itu. Sekali lagi, terima kasih untuk apresiasinya.

Beberapa ilmu baru, saya peroleh dari kelas semalam. Salah satunya adalah kategori tulisan. Tulisan saya TIDAK ADA ALASAN.., dikategorikan kepada tulisan non fiksi kreatif. Mengapa? Karena ada beberapa dialog di dalamnya. Ilmu baru bagi saya. Selama ini, hanya dua kategori tulisan yang saya tahu, fiksi dan non fiksi. Ternyata ada pecahan lagi dari keduanya. Terima kasih PJ Dewi untuk ulasan singkatnya semalam. 

Pembedahan terus berjalan sampai mendekati dua jam. Tiba saatnya saya menyimpulkan hasil bedah tulisan tersebut. Hasil yang saya dapat simpulkan bahwa harus lebih memperdalam lagi pemakaian Bahasa Indonesia, yang benar dan tepat dalam tulisan-tulisan saya ke depan. (PR besar buat saya). Namun demikian, dari ulasan PJ yang terakhir, saat saya mencoba mengedit beberapa bagian dari tulisan, hasil dari koreksi dan  PJ mengatakan bahwa yang aslinya lebih enak dibaca. Beliau mengatakan juga bahwa selera penulis berbeda-beda. Jadi, saya menyimpulkan bahwa menulis saja dengan jujur, jangan terlalu terikat dengan teori-teori, menulislah dengan selera dan gaya masing-masing. Kelas pun berakhir dengan sukses. Semoga diberi kesempatan lagi untuk dibedah tulisannya di waktu-waktu mendatang. Walaupun ada perasaan sedikit berdebar, ternyata akhirnya manis sekali.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk semua yang tergabung di Grup Bawang Merah ODOP4. Terima kasih untuk semuanya.



Comments

  1. Seru tulisannya, seseru saat bedah tulisan..

    Semangat terus menulisnya...
    :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasiiih kang Fery. Bedah Tulisan yang sangat menjadi kenangan. Semoga bisa terus istiqamah menulisnya..
      Mohon bimbingannya terus..

      Delete
  2. Replies
    1. Ayuuuk mbak Wiwid..:)
      Saya masih mencoba terus menulis cerpen utk tantangan minggu ini, mohon koreksinya nanti ya...

      Delete
  3. Waaa, makin semangat bedahnyaaa, eh, semangat nulis maksudnya 😅❤

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasiiiih...
      iya, semakin semangat nulisnya, semoga bisa terus istiqamah..

      Delete
  4. Mantap ini bu. Jadi pengingat kalo pernah dibantai.😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya..! Sejarah harus diabadikan dalam tulisan biar abadi kan? Terima kasih Awie..:)

      Delete
  5. Sejak malam minggu hingga tadi malam saya sibuk, pulang malam terus.. ga ikut bedah tulisan, bahkan sejak kemarin sampai hari ini blm menulis.... Two stumb up buat tulisannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga tulisan ini bisa sedikit menggambarkan suasana bedah saat itu yaa..? Terima kasih sudah berkunjung..

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah