FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah
Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mengunjungi Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Apa yang dicari? Nasi Bebek Sinjay. Apa sih istimewanya menu ini? Saya pribadi baru pertama kali mendengarnya. Saat kunjungan pertama ke Bangkalan lebih dua puluh tahun lalu, menu ini belum ada wujudnya.
Resto Nasi Bebek Sinjay, Bangkalan, Madura |
Menu dengan bebek, bagi saya, bukan sebuah menu yang asing. Di Aceh umumnya, dan di keluarga kami khususnya, bebek adalah menu yang sering dimasak dan dimakan. Biasanya dimasak kari (masak merah) atau kurma (masak putih). Menu berbahan bebek, biasa juga dijual di gerai-gerai makan di Aceh. Memasak bebek harus benar dan tepat. Karena, jika tidak, bau anyirnya akan terasa dan mengurangkan rasa masakan tersebut secara keseluruhan.
Bebek Sinjay, adalah bebek yang digoreng garing. Dijual seporsi Rp 22.000,-. Tidak sempat menanyakan kenapa diberi nama Sinjay. Apakah pemiliknya berketurunan India atau orang Bangkalan asli. Karena tulisannya seperti aksara Hindi atau huruf-huruf di bahasa Jawa.
Dari rasanya, saya memperkirakan, bebeknya diungkep terlebih dahulu dengan beberapa bumbu, seperti ayam penyet. Istimewanya bebek di resto tersebut adalah kremes dan sambal pencitnya. Ditambah juga dengan lalapan timun dan daun kemangi. Dihidangkan dalam piring berwarna coklat dengan ukiran halus di sekelilingnya. Sekilas piring ini seperti bentuk cobek.
Dari rasanya, saya memperkirakan, bebeknya diungkep terlebih dahulu dengan beberapa bumbu, seperti ayam penyet. Istimewanya bebek di resto tersebut adalah kremes dan sambal pencitnya. Ditambah juga dengan lalapan timun dan daun kemangi. Dihidangkan dalam piring berwarna coklat dengan ukiran halus di sekelilingnya. Sekilas piring ini seperti bentuk cobek.
Kremes yang ditaburi di atas bebek goreng, cukup kering dan tidak berminyak. Sambal pencitnya luar biasa pedas. Bagi siapa yang tidak tahan pedas, menu ini bukan pilihan yang tepat. Sambal pencit adalah mangga yang diiris halus dan tipis, kemudian ditambah sambal seperti sambal terasi. Perpaduannya sungguh menyelerakan. Nasi dimakan kering, hanya dengan bebek, lalapan, kremes dan sambal pencit. Saat itu, saya mampu menghabiskan semuanya, walaupun sambalnya agak pedas. Dan, alhamdulillah aman juga perutnya sampai esok hari.
Hidangan Bebek Sanjay, Bangkalan, Madura (sayang, saya tidak kebagian daun kemangi) |
Hari ini, saya bersama tiga orang teman, camaleha (calon mama soleha), Putri, Tyas dan Dewi, berkesempatan merasa bebek sinjay yang ada di Malaysia. Tepatnya di Pandan Indah. Saat menemukannya pertama kali, saya bersorak senang dan langsung berpikir, jauh-jauh mencari bebek sinjay ke Madura, ternyata ada di dekat rumah. Terletak di jejeran pertokoan di Pandan Kapital, Pandan Indah, Kuala Lumpur. Saya tidak pasti, apakah ini merupakan cabang dari Bangkalan atau bukan. Yang pasti, logonya sama, bentuk tulisan sinjaynya pun sama.
Bebek Sinjay di Pandan Indah, Kuala Lumpur |
Apa bedanya bebek di situ dengan di tempat asalnya ya? Saya sudah mencobanya beberapa hari sebelum datang membawa teman-teman kemari, petang tadi. Dari segi tampilan bebeknya, agak berminyak, kremesnya pun begitu. Sambal pencitnya, beda sekali dengan di Bangkalan. Kita harus mencampur sendiri dengan sambal terasi yang disediakan terpisah. Lalapannya khas, seperti lalapan ayam penyet di sini. Cuma ada kol dan timun. Bedanya lagi, di sini ada gorengan tempe dan tahu. Dan, yang tidak ketinggalan adalah semangkuk kecil sup kosong. Hidangan sup ini adalah salah satu ciri khas lagi, beberapa menu Indonesia yang disesuaikan dengan lidah Malaysia.
Berdasarkan pengalaman saya dengan suami, yang asli Malaysia, mereka tidak berapa suka makan nasi tanpa kuah. Jadinya setiap hidangan yang biasanya di Indonesia dimakan kering, maka di sini selalu ditambah semangkuk sup. Nasi dihidangkan dalam wadah bambu yang dilapisi kertas nasi. Sedangkan bebek dihidangkan di cobek kayu kecil. Untuk rasa, jujur, masih jauh dari rasa bebek aslinya. Tapi, untuk mengobati kerinduan, bolehlah sekali-kali menjamu selera di sana. Harga seporsi bebek adalah RM 8.00. Di rumah makan ini, juga tersedia menu-menu khas Indonesia lainnya. Seperti rawon, ayam penyet, bakso, dan beberapa yang lain. Tidak salah mencoba...! Dibuka setiap hari dari pukul 11 pagi. Disarankan datang lebih awal, sebelum bebek habis.
Bebek Sinjay di Pandan Indah, KL |
Berdasarkan pengalaman saya dengan suami, yang asli Malaysia, mereka tidak berapa suka makan nasi tanpa kuah. Jadinya setiap hidangan yang biasanya di Indonesia dimakan kering, maka di sini selalu ditambah semangkuk sup. Nasi dihidangkan dalam wadah bambu yang dilapisi kertas nasi. Sedangkan bebek dihidangkan di cobek kayu kecil. Untuk rasa, jujur, masih jauh dari rasa bebek aslinya. Tapi, untuk mengobati kerinduan, bolehlah sekali-kali menjamu selera di sana. Harga seporsi bebek adalah RM 8.00. Di rumah makan ini, juga tersedia menu-menu khas Indonesia lainnya. Seperti rawon, ayam penyet, bakso, dan beberapa yang lain. Tidak salah mencoba...! Dibuka setiap hari dari pukul 11 pagi. Disarankan datang lebih awal, sebelum bebek habis.
Comments
Post a Comment