SALAT KHUSYUK, MUNGKINKAH?


Masjid Kapitan Keling, Pulau Pinang

Salat adalah tiang agama. Pernyataan itu sudah kita dengar sejak pertama kita  diperkenalkan dengan rukun Islam kedua itu. Tidak hanya itu, kita juga dijejalkan dengan pernyataan-pernyataan yang lain. Diantaranya salat bisa mencegah kita dari perbuatan yang keji dan mungkar. Bahwa salat yang khusyuk bisa membantu kita menyelesaikan semua masalah dunia bahkan akhirat. 

Salat bagi sebagian besar di antara kita sudah seperti makanan sehari-hari, yang tanpa disadari hanyalah seperti rutinitas tak berjiwa. Tidak punya rasa yang enak dan sedap, layaknya sepiring makanan yang sedap untuk disantap, yang bisa membuat tubuh puas. Mengapa bisa begitu? Kita juga sering melihat orang-orang yang shalatnya rajin, tidak pernah tinggal, selalu berjamaah ke masjid, tetapi melakukan perbuatan yang terlarang dan berdosa.  Kenapa salatnya tidak mampu mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar? Kurang khusyukkah salatnya? Dalam Surah Al-Mukminun ayat 1-2, Allah telah menyebutkan bahwa:

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman (yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya.

Khusyuk menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) diartikan sebagai sikap penuh penyerahan dan kebulatan hati; sungguh-sungguh; penuh kerendahan hati. Yang menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana caranya untuk khusyuk dalam shalat? Sehingga mampu mencegah kita dari segala problema hidup dan kehidupan. Bagaimana cara menyerahkan secara penuh, hati dan jiwa kita saat salat? Sebab hati dan jiwa yang khusyuk akan mempengaruhi kondisi fisik tubuh dan akan tergambar jelas dalam perbuatan sehari-hari.


Menarik dikaji pendapat ahli-ahli zikir, yang menyebutkan bahwa untuk mencapai salat yang khusyuk adalah dengan menggabungkan rohani kita dengan wasilah yang berisi rohani Rasulullah. Rohani Rasulullah adalah rohani yang khalis mukhlisin, yang mempunyai frekuensi tidak terhingga, yang langsung terhubung dengan Allah Azza wa Jalla. Wasilah adalah pertalian yang mendekatkan kepada sesuatu. Rohani yang suci inilah yang akan menuntun untuk melakukan salat yang khusyuk. Salat yang khusyuk merupakan kunci mutlak untuk keselamatan dunia akhirat. Kesimpulannya, salat khusyuk adalah pondasi utama untuk kebaikan di dunia dan akhirat. Saat ini, kita kehilangan esensi sebuah salat yang khusyuk, yang dapat membuktikan mampu merubah pribadi manusia menjadi lebih baik, sehingga menjadikan dunia yang lebih baik juga. Dunia yang penuh kedamaian, kasih sayang, bersih dari iri dengki, persaingan, peperangan, kekerasan, dan kesimpangsiuran. Betapa perlunya kita semua yang mengaku diri muslim, mulai memperbaiki dan meningkatkan mutu salat kita. Jangan hanya sekedar takbir, rukuk, sujud dan salam saja, tanpa kita memahami esensi terdalam dari sebuah perintah, yang disebut salat. Sehingga dengan yakin dan teguh kita bisa menyatakan bahwa memang salat itu bisa merubah diri menjadi lebih baik, menghindari dari perbuatan yang keji dan mungkar. Wallahualam.

Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah