KENANGAN BERSAMAMU

Hari ini, aku mendapat kabar duka dari Aceh. Miwa, begitu kami memanggilnya, kakak kandung ibuku telah kembali ke rahmatullah. Awal pagi, aku menerima sebuah pesanan dari adik-adik di grup WhatsApp keluarga, menyatakan Miwa telah tiada. Innalillahiwainnailaihirajiun...

Miwa Fauziah saat menunaikan umrah, awal tahun 2017.
Foto diambil dari FB Kak Zahrah, anak beliau.

Banyak kenanganku bersamanya. Yang paling kuingat adalah saat aku menemani beliau ke rumah anaknya, kakak sepupuku, di Lhokseumawe, Aceh Utara. Saat itu, kami menaiki bus dari Setui, Banda Aceh. Perjalanan ditempuh lebih kurang lima jam. Kejadian lucu terjadi sewaktu kami pulang kembali ke Banda Aceh. Kondisi Aceh waktu itu masih agak panas. Bus-bus yang melalui daerah-daerah rawan konflik akan diberhentikan di beberapa tempat. Biasanya di depan kantor polisi atau brimob. Naah, malam itu, bus kami diberhentikan untuk diperiksa. Biasanya yang diperiksa adalah KTP kita. Rupanya Miwa lupa membawa KTP saat itu. Jadilah, kami bersandiwara saat itu. Kebetulan Miwa duduk di pinggir jendela bus, sementara aku di sebelahnya. Mengetahui akan ada pemeriksaan, Miwa berbisik kepadaku, dalam bahasa Aceh:

"Miwa tuwe ba KTP, Miwa pura-pura eh menteng beh?"
("Miwa lupa bawa KTP, Miwa pura-pura tidur aja ya?")

Aku tersenyum saat itu, sambil menjawab; "Ok, Miwa...!"

Alhamdulillah, saat pemeriksaan, barisan kursi kami hanya dilewati saja. Mungkin mereka yakin dengan wajah kami yang lugu, tak bersalah dan tidak gemetar. Jadi, amaaan...! Yang paling berkesan dari perjalanan itu adalah saat mendengar dari anak-anaknya, bahwa Miwa suka berjalan denganku. Katanya beliau dijaga dengan baik. Prinsipku saat itu, Miwa adalah ibuku juga, jadi bagaimana aku menjaga ibu sendiri, begitu jugalah aku menjaga Miwa. Konsep demikian terus aku bawa sampai sekarang. Apalagi saat ini aku merantau jauh dari ibu. Jadi, setiap ada ibu yang sedang dalam kesusahan atau perlu bantuan, otomatis aku akan tergerak menolong dan membantu mereka. Aku berharap dengan mengamalkan sikap begitu, akan ada orang lain yang dengan tangan terbuka menolong dan membantu ibuku di mana pun beliau berada nantinya. 

Sekarang, sudah tidak ada lagi Miwa yang bisa kulihat senyum manisnya, wajah teduhnya. Sejak kebelakangan ini, kesehatannya sering drop. Dan, kemarin terpaksa dirawat di rumah sakit dan tidak berapa lama harus dimasukkan ke ICCU. Allah telah memanggilnya kembali Subuh tadi. Selesai sudah tugasnya di dunia ini. Alhamdulillah prosesi menghantarnya ke peristirahatan terakhir pun telah usai dilakukan dengan sempurna.

Selamat jalan Miwa. Semoga arwahmu diterima Allah SWT. Semoga amal ibadahmu selama hidup, menjadi bekalmu di sana. Semoga Allah berikan ketabahan dan kesabaran kepada kami semua, yang engkau tinggalkan. Al fatihah...!

Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah