KUASA MEMABUKKAN (6)
Bahagian 6.
Sementara itu, di
ruang persidangan yang lain, Dani, menjadi pengacara pihak tertuntut untuk
sebuah kasus perburuhan. Telah terjadi insiden keributan ketika berlangsung
sebuah demo buruh. Pihak terdakwa, dalam hal ini buruh, dituntut karena telah
mengakibatkan kecederaan terhadap dua anggota kepolisian yang tewas. Dani mengaitkan
hal tersebut dengan apa yang terjadi 10 tahun yang lalu, saat peristiwa serupa
pernah terjadi.
Pihak terdakwa,
bersikeras mengatakan bahwa mereka juga adalah korban. Mereka menjelaskan bahwa
di pihak mereka juga, 4 orang buruh telah terkorban, karena kejadian itu.
Ketika Dani
berjalan keluar dari ruang itu, wartawan dan reporter telah banyak menunggunya
di sana. Mereka mulai menanyakan banyak hal tentang kasus yang sedang dia
tangani.
“Bagaimana
perasaan anda?”, “Apakah anda puas dengan hasil persidangan sampai hari ini?”,
“Adakah anda yakin akan memenanginya?”
Dari sekian
banyak pertanyaan yang diajukan, hanya satu yang menarik perhatiannya dan
dijawab oleh Dani. Seorang wartawan bertanya, “Apakah anda akan maju dalam
pemilihan Gubernur nanti?” Dengan lantang dan penuh keyakinan, dia
menjawab, “Saya, Dani, selama 3 tahun terakhir ini, telah mengabdikan diri
sebagai anggota kepolisian sekaligus seorang politikus. Saya akan mencurahkan
seluruh tenaga dan pikiran untuk membantu wilayah ini menjadi tempat yang
nyaman, aman dan sejahtera bagi semua.”.
Pernyataannya
itu secara langsung telah memastikan, dia akan turun menjadi calon gubernur
dalam pemilihan yang akan berlangsung. Berita tersebut langsung mendongkrak
posisinya ke puncak, mengalahkan pesaing-pesaing yang lain.
***
Dari kasus
terakhir yang diselesaikan Dira, banyak bukti-bukti yang dikumpul dan
didapatkannya, tidak sesuai standar yang diinginkan oleh Tuti, sebagai kepala
unit khusus, dimana Dira ditempatkan sekarang. Walaupun nyatanya kasus tersebut
dimenangkan mereka. Oleh karena caranya itu, Dira ditegur keras oleh Tuti. Tuti
menanyakan maksud sebenarnya Dira minta ditempatkan di unit lain. Dia
mengingatkan bahwa tempat kerja mereka sekarang buakan tempat untuk
menyelesaikan msalah pribadi. Bukan tempat untuk balas dendam dan mengejar
karier.
Sambil berteriak,
Jaksa Tuti mengatakan, “Anda pikir anda sangat bagus dan berkemampuan? Tidak!
Anda jauh dari itu semua! Anda terus mencari-cari cara untuk berbuat curang..!”
Setelah memerintahkan
Dira menuliskan alasannya bergabung di unit itu dengan tulisan, Tuti menyuruh
Dira keluar. Dira adalah seorang jaksa yang agak angkuh dan terlalu yakin
dengan kemampuannya. Mendapat bos seperti Tuti membuatnya sedikit kaget. Dira bergerak
pulang setelah itu.
***
Di jalan menuju
apartemennya, dia bertemu Febrian, yang baru pulang. Febrian membantu
membawakan kantong belanjaan yang agak banyak di tangan Dira. Febrian ingin
bicara tapi, Dira langsung menghentikannya dengan berkata, “Kalau anda ingin
membicarakan hasil sidang tadi, cukup, saya tidak mau mendengarnya lagi. Jaksa
Tuti sudah bicara banyak pada saya tadi…”
Karena Dira
berbicara begitu, maka Febrian mengalihkan tanyanya dengan, “Kapan anda akan
pindah dari apartemen? Banyak orang yang ingin menyewanya, tapi karena anda
masih tinggal di situ, jadi susah untuk menyewakannya kepada orang lain..”
Selain itu,
Febrian juag memeri alasan, kalau dia agak kurang nyaman melihat Dira sepulang
dari kantor. Dia merasa seolah-olah masih bekerja dan dia juga yakin Dira
mengalami hal yang sama. Febrian meminta Dira mencari tempat lain untuk disewa
dan segera mengabarinya jika sudah ditemui.
Setelah mengatakan
itu, Febrian mengembalikan kantong belanjaan yang tadi dipegangnya. Dia pun
beranjak pergi menuju rumahnya. Sementara itu, sesampai di rumahnya, Dira
mengomel dan kesal. Karena terlalu banyak orang yang memarahinya hari ini. Seketika
dia teringat pertanyaan Jaksa Tuti tentang niatnya bekerja di unit yang lain. Apa
hanya ingin mendapat promosi ataupun untuk balas dendam?
Dira mengambil
sebuah kotak dari bawah meja. Kotak yang sudah using dimakan usia. Beberapa barang lama tersimpan baik. Dia mengambil
barang yang tersimpan paling atas. Poster pencarian ibunya. Dia menatap foto
ibunya.
***
Kilas Balik,
2003
Dira masih
belum berputus asa mencari ibunya yang hilang tanpa jejak. Dia masih menempel
banyak poster di dinding sekitar rumahnya, ditemani Sita, teman akrabnya. Seperti
juga hari itu. Dira marah-marah, karena
poster yang ditempel sebelum ini hilang lagi. Sita menduga itu ulah penculik
ibu Dira. Mungkin penculik merasa tidak nyaman melihat foto wanita yang
diculiknya dan membuang poster-poster tersebut.
Dira merasa apa
yang dikatakan Sita ada benarnya. Dan,
dia mengajak Sita ke kantor polisi untuk melihat rekaman CCTV. Tapi, tanpa
sengaja, Sita melihat Riri, teman mereka, sedang mencabut poster-poster yang
baru ditempel mereka. Dira langsung menginterogasi Riri, apa alasan dia berbuat
itu.
Ternyata alasan
Riri melakukan itu disebabkan tulisan Dira di internet yang mengatakan bahwa
ayahnya tidak becus menjalankan tugas dan tidak menemukan ibunya. Karena itu
ayah Riri dimutasikan ke tempat yang jauh. Dan, dia juga harus pindah sekolah.
Dira merasa apa
yang telah dilakukannya tidak salah. Ayah Riri memang tidak menemukan ibu Dira,
dan meninggalkan kasusnya setelah berjalan 3 bulan pencarian serta tidak melakukan
apapun sampai 8 tahun, sehingga akhirnya kasus tersebut ditutup. Ayah Riri tidak
mengatakan apapun perkembangannya kepada Dira.
Pertengkaran antara
mereka terus berlanjut sampai ibu Riri ikut campur menyudutkan Dira. Sampai ayah
Riri datang dan menyuruh Riri dan ibunya pulang. Dia juga menyuruh Dira pulang.
Dira
menjelaskan pada ayah Riri, bahwa dia berbuat itu semua tidak ada maksud agar
beliau dimutasikan. Dia melakukannya karena dia sangat merindui ibunya.
Ayah Riri
meminta Dira terus berpikir bahwa ibunya masih hidup dan ada di suatu tempat, “Ibu
yang melarikan diri selalu akan kembali, setidaknya sekali untuk melihat
anaknya…” .
Ayah Riri
meyakinkan Dira, bahwa alasan ibunya tidak muncul adalah karena dia masih
hidup. Kalau dia sudah tiada, maka kita akan temukan jasadnya.
Dira hanya bisa
menangis dan malam itu juga dia mencabut semua poster yang ditempelnya. Dia bertekad
akan mencari sendiri ibunya, bagaimana pun caranya. Bisa dengan menjadi polisi
atau presiden sekalipun. Dia akan menangkap pelaku dan menghukumnya. Kalau pun
memang benar ibu meninggalkannya, maka dia akan menjadi orang sukses, agar ibu
mendatanginya.
***
Bersambung…
Note:
Tulisan ini adalah bagian ke enam dari cerbung "KUASA MEMABUKKAN". Merupakan tantangan ODOP terakhir. Ide cerita diambil dari drama Korea "Witch at Court", yang sedang ditayangkan di KBS, saat ini. Tokoh dan alur cerita sedikit diubah, sesuai dengan imajinasi penulis. Semoga bisa jadi ajang belajar, untuk terus mendalami penulisan fiksi.
Comments
Post a Comment