KUASA MEMABUKKAN (8)







Bahagian 8.

Jaksa Tuti menegaskan, “Mengedarkan video rekaman secara illegal, sama saja dengan membunuh karakter seseorang. Selama ini kasus kita, saya mau semua punya satu kesepakatan bahwa si pelaku bisa dihukum maksimal. Siapa yang mau mengendalikan kasus ini?”, Tuti menantang semua anggota tim.

Hanya Dira yang berani mengangkat tangannya. Tapi Tuti tidak yakin dengannya, didasarkan pada kasus terakhir yang ditangani Dira. Dira meyakinkan Tuti dan mengatakan bahwa dia sudah bertobat. Dia tidak akan melakukan lagi hal-hal di luar yang diinginkan Tuti dalam unit khusus tersebut. Dia akan menangani kasus yang diserahkan padanya dengan hati dan keyakinan baru. Dira berjanji akan lebih pengertian, penuh pertimbangan dan tidak akan membuat korban menangis lagi.

Tuti setuju, tapi dengan syarat, Dira harus bekerja sama dengan Febrian untuk kasus tersebut. Tuti tidak ingin dikhianati dua kali oleh Dira. Walaupun terlihat agak enggan, tapi Dira menyetujuinya dan tidak protes.

Selesai rapat, Febrian dan Dira berbicara tentang kasus terakhir yang mereka tangani. Febrian menyebut Dira seorang psikopat, karena menggunakan segala cara untuk memenangi sebuah kasus. Dira meminta Febrian meminta maaf padanya. Tapi, Febrian tidak mau. Karena dia beranggapan apa yang disebutnya itu benar. Menurut Febrian, Dira memang memenangkan kasus, tapi dia telah membunuh seseorang dengan bukti-bukti yang diajukannya di pengadilan.

Dira kesal dan marah harus terus bekerja dengan seseorang seperti Febrian. Dia bertekad untuk mengubah jalan pikiran dan mengatur ulang isi otak Febrian. Sambil bergerak pergi, Dira memberitahu Febrian, bahwa dia sudah mengiklankan apartemen yang disewanya dan akan segera pindah dari sana. Jadi, dia meminta Febrian terus bersiap-siap dengan uang depositnya.

***

Rita membawa banyak berkas kasus ke ruangan Jaksa Nina. Salah satunya adalah kasus yang tidak jelas siapa pelakunya. Tidak berapa lama, seorang pria yang menggandeng anaknya memasuki ruangan Jaksa Nina. Mereka adalah yang terlibat dalam kasus tersebut.

Kasusnya adalah tentang memotret bagian dalam rok wanita dengan kamera handphone. Si ayah memninta maaf kepada Nina, karena dia tidak tahu anaknya melakukan tindakan asusila itu. Menurut cerita si ayah, anaknya terus menerus meminta handphone dan dia pikir anaknya ingin menonton  kartun. Dia juga menyebutkan bahwa anaknya itu sangat nakal. Sekiranya dia tahu anaknya berprilaku seperti itu, pasti dia akan memarahinya. Si ayah juga mengeluhkan dirinya yang harus mendidik dan menjaga anaknya sendirian, tanpa seorang ibu. Benar-benar sulit menurutnya. Bahkan saat menceritakan itu, dia menangis terisak-isak.   



Bersambung…


Note: 
Tulisan ini adalah bagian ke delapan dari cerbung "KUASA MEMABUKKAN". Merupakan tantangan ODOP terakhir. Ide cerita diambil dari drama Korea "Witch at Court", yang sedang ditayangkan di KBS, saat ini. Tokoh dan alur cerita sedikit diubah, sesuai dengan imajinasi penulis. Semoga bisa jadi ajang belajar, untuk terus mendalami penulisan fiksi. Walaupun sudah melewati batas waktu setoran, tapi tetap akan menuntaskan tugas sebaik-baiknya. Semoga ada pertimbangan untuk kelulusan. 

Comments

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah