IDAR (Part 6)

Image result for tempat penyimpanan padi di rumah aceh
Tempat penyimpanan padi rumah tradisional Aceh
Sumber gambar: Google Image
Bagian 6
Menemukan Belahan Jiwa

Memasuki semester ketiga, Idar sudah lebih terbiasa dengan suasana perkuliahan dan kehidupan sehari-harinya di perantauan. Sekali-kali jika tidak ada kuliah, dia pulang ke kampung menjenguk keluarganya. Dengan begitu, dia juga tidak terlalu sedih dan sunyi karena berpisah dengan ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Setiap pulang, sekali-kali dia akan menolong ayah-ibunya. Seperti saat libur semester kali ini. Idar membantu menjemur dan menyimpan padi yang telah kering ke dalam tempat penyimpanan.  

Tempat penyimpanan padi di rumah mereka adalah sebuah tempat khusus berbentuk tabung. Dindingnya berupa anyaman bambu yang tersusun dari motif-motif yang rapat, sehingga tidak ada lubang di antaranya. Kadang-kadang ada beberapa ikatan di antara motifnya. Tali yang digunakan untuk mengikat adalah tali kecil dari lilitan ijuk berwarna hitam. Tinggi tempat penyimpanan ini lebih kurang 2 meter, dengan keliling tabung lebih kurang sama dengan tingginya. Posisinya diletakkan di atas panggung yang tidak terlalu tinggi jaraknya dari tanah, lebih kurang setengah meter.  Setelah padi cukup kering, maka akan disimpan di dalam tempat tersebut, sebagai simpanan stok untuk digunakan pada saat-saat susah atau panen padi gagal.

Padi akan diambil dan digiling menjadi beras jika diperlukan. Tidak jarang juga beras akan diolah menjadi tepung. Tepung dibuat sendiri dengan sebuah alat penumbuk tepung tradisional yang memang disiapkan di bawah rumah. Beras yang akan ditumbuk menjadi tepung perlu direndam dengan air semalaman terlebih dahulu. Setelah itu disaring dan dibuang air rendamannya dan dibiarkan sebentar sampai airnya benar-benar habis dan beras terlihat agak kering. Beras kemudian diletak sedikit demi sedikit ke dalam lesung kayu dan proses penumbukan pun dilakukan. Ada sebatang balok kayu panjang sebagai tempat meletakkan anak lesung, panjangnya disesuaikan dengan posisi lesung di depannya. Di bagian depan balok kayu tersebut, ada sebatang kayu bulat yang sudah didesain sebagai anak lesung yang posisinya jika digerakkan akan berada tepat di atas lesung kayu. Proses pengoperasiannya seperti permainan jungkat jangkit yang biasanya dimainkan anak-anak. Bedanya balok kayu untuk menumbuk itu digerakkan dengan dipijak bagian atasnya, seperti gerakan memompa. Begitulah alat tradisional untuk proses menumbuk disiapkan bagi memudahkan proses pembuatan tepung, kadang-kadang juga untuk menumbuk padi menjadi beras.

Idar begitu menikmati masa bercutinya di kampung. Wajah yang ceria dan gembira akan selalu dibawanya kembali ke perantauan. Itulah suntikan semangat baginya menjalani hidup sendiri di kota.

***
“Dar, Idar …,” suara nyaring Idah, temannya, terdengar dari kejauhan. Idar menoleh dan spontan melambaikan tangannya ke arah panggilan itu.

“Iya, Dah, ada apa?”

Idah berlari kecil mendekati Idar, sambil menyampai berita.

“Besok ada rapat di aula kampus”

“Rapat apa?”

“Itu …, rapat untuk bakti sosial ke beberapa kampung sekitar, yang direncanakan bulan lalu ….”

“Oo, ya, ya, Idar lupa. Untung kamu ingatkan. Ok, besok kita ke sana sama-sama ya? Jam berapa rapatnya?”

“Jam 10 pagi. Ok, kita ke sana sama-sama, ya?”

***

Sejumlah mahasiswa dari berbagai fakultas dari dua universitas yang ada di kampus itu berkumpul bersama di aula tersebut. Mereka akan mengadakan bakti sosial dan turun ke masyarakat untuk melihat dan membantu mereka menyelesaikan beberapa permasalahan yang terjadi di sana. Upaya ini adalah sebagai salah satu bentuk darma bakti kampus terhadap masyarakat sekitar.

Seorang mahasiswa dari Fakultas Pendidikan, dipilih menjadi penanggungjawab untuk program tersebut. Dia adalah mahasiswa semester akhir dan tinggal menunggu sidang untuk menamatkan pelajaran di universitas tersebut.  Seorang dengan kaca mata minus tebal, berketinggian rata-rata seorang lelaki. Merupakan mahasiswa dengan prestasi cukup baik dan mendapat predikat mahasiswa terbaik di universitas tersebut. Adli, begitu dia biasa dipanggil

“Ok, teman-teman, terima kasih sudah hadir dalam rapat kita hari ini. Rencananya kita akan memulai bakti sosial kita minggu depan. Kita akan mulai dari kampung yang paling dekat dulu dari kampus, dilanjutkan ke kampung-kampung berikutnya.” Adli mulai membuka rapat hari dan secara bergantian dengan panitia lain memberi petunjuk apa saja yang akan diadakan di sana nantinya. Tidak berapa lama rapat pun selesai.

Peserta bakti sosial dibagi ke dalam empat kelompok, sesuai dengan program yang akan diadakan di kampung-kampung tersebut. Idar berada di kelompok dua, yang memberi fokus untuk mengadakan kelas tambahan kepada  anak-anak di kampung tersebut.

Program itu adalah awal kedekatan Idar dengan Adli. Mereka mulai dekat, saat Idar meminta pandangan dan pendapat dari Adli tentang apa saja yang perlu dia dan anggota kelompoknya lakukan untuk kelas tambahan bagi anak-anak tersebut. Idar terpilih sebagai ketua kelompoknya. Diskusi demi diskusi yang mereka lakukan ternyata makin mendekatkan mereka. Idar merasa mudah berbicara dan mengutarakan ide-ide dengan Adli dan begitu juga sebaliknya. Hubungan mereka terus berlanjut, bahkan sampai Adli selesai kuliah dan mengabdikan dirinya di fakultasnya sebagai staf pengajar di sana.

Setelah memiliki pekerjaan tetap, Adli memberanikan diri dan telah siap untuk melamar Idar sebagai pendamping hidupnya. Waktu itu Idar baru saja memasuki semester ke lima. Bagaimana perjalanannya hidupnya kemudian? Apakah dia bisa menggapai impian besar yang diinginkannya sejak kecil?

Bersambung ….

Comments

  1. Di tunggu kelanjutannya si Adli & Idar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah, terima kasih utk kunjungannya Bapak...insyaallah tinggal satu part lagi.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SUNGAI CHINCHIN, KAMPUNG DI PINGGIR BANDAR

INFINITY

FENOMENA BEBEK SINJAY: Bangkalan vs Pandan Indah