SAAT BENDA LEBIH DISAYANG
Penampakan hp yang pecah screen-nya |
Praang ... tiba-tiba, handphone itu terlepas dari tangannya.
"Aduuh ...,"
"Kenapa, Ria? Apa yang jatuh?" tanya suaminya.
"Ini ... Bang," Ria bersuara dengan sedikit tegang dan takut.
Dia memang selalu merasa takut dan gemetar, jika suaminya sudah mulai terusik dengan sebuah keributan. Padahal mereka sudah menikah cukup lama. Tetap saja rasa itu tidak bisa dihilangkannya. Suaminya memang menakutkan kalau sudah marah. Lebih baik diam dan tidak menjawab apa-apa, daripada kemarahannya semakin bertambah. Seperti halnya saat ini. Suasana tiba-tiba menjadi tegang.
"Apa yang jatuh? Kenapa kamu terbata-bata?" Emosi suaminya sudah mulai meninggi.
"Ini ... ini, handphone-ku jatuh, dan ...."
Belum sempat dia meneruskan jawabannya, suaminya sudah memotong,
"Dan apa ...?"
"Pe ... cah," Ria menuntaskan apa yang ingin diselesaikannya tadi.
"Haah? Pecah?" Suara suaminya semakin meninggi dan biji matanya mulai membesar, seolah-olah ke luar dari kelopaknya.
Ria terus menundukkan kepalanya dengan rasa takut yang semakin memuncak. Suaminya mulai mencercanya dengan berbagai ucapan yang sangat memekakkan telinga serta menyakitkan hati.
"Itulah kamu, tidak pandai menjaga barang! Apa yang kamu pegang, semua rusak! Kamu tidak tahu bersyukur! Sudahlah diberi semua, tetapi kamu tidak bisa menjaganya dengan baik!"
Butiran air semakin penuh membasahi pipi Ria. Namun, hanya isak dalam diam yang mampu dilakukannya. Dia tidak mau tangisannya yang keras, akan semakin membuat suaminya kalap dan murka. Setelah sekian lama hidup bersama dalam rumah tangga ini, dia sangat tahu siapa dan bagaimana suaminya. Ria tidak pernah mau pertengkaran terjadi antara dia dan suaminya, sehingga terdengar dan disaksikan oleh anak-anaknya. Begitulah yang selalu dilakukannya. Ria hanya mampu diam tanpa bisa membantah dan menerangkan apa pun, sebab memang tidak ada gunanya. Sungguh berat hidup yang harus ditanggungnya, tetapi dia ikhlas menjalaninya.
Bukan hanya sekali, setiap ada barang-barang yang dimiliki olehnya, terlebih lagi jika itu kepunyaan suaminya, pecah, hilang atau hancur, maka akan ada berbagai kata bernada marah dilontarkan suaminya pada dia. Suaminya seperti hilang akal sehatnya. Dia tidak pernah memikirkan akibat buruk pada Ria. Mendengar berkali-kali, bertahun-tahun semua kata negatif itu telah membuatnya kebal. Untuk menjaga hatinya sendiri dari amarah dan dendam, maka dia hanya mampu memasukkan semua perkataan itu dari telinga kanan dan terus ke luar dari telinga kirinya. Begitulah dia mampu bertahan sekian lama. Semua dilakukan untuk kebahagiaan diri dan anak-anaknya.
Suaminya adalah jenis orang yang lebih mencintai dan mendewakan harta benda. Dia tidak pernah memedulikan hati dan perasaan orang yang dicercanya. Menurutnya benda-benda yang telah dibelinya dengan susah payah itu adalah segala-galanya bagi dia.
Ini kisah nyata mbak?
ReplyDeletehahaaha...hp pecah iya, ceritanya rekaan semata..
Delete😣😣
ReplyDeletekasihan ya si Ria...jangan gitu ya ama istri ...hihihi
Delete