TERNYATA ….
Surah Annaas |
Malam itu, seperti biasa setiap Senin malam, aku akan mengunjungi tempat itu untuk memperdalam ilmu agamaku. Menjelang azan Isya, semua telah bersiap sedia mendirikan salat. Saf diatur rapat dan rapi. Pintu menghubungkan ruangan ke luar juga sudah ditutup. Tiba-tiba, ada suara ketukan halus pada pintu dari arah luar. Salah seorang bergerak ke arah pintu dan membukanya. Seorang gadis cantik, dengan wajah putih dan senyum manisnya, melangkah masuk ke dalam. Telekung putih yang dipakai membuatnya kelihatan lebih cerah dan nyaris pucat. Gadis itu ikut berbaris dalam saf yang sudah teratur rapi. Semua mata tertuju padanya. Kebetulan, dia berdiri di sebelahku. Aku melemparkan senyum termanis yang kumiliki sambil menganggukkan kepala, sebagai tanda persahabatan. Aku tidak pernah melihatnya sebelum ini.
"Mari Dik,
berdiri di sini saja," ujarku tadi, saat kulihat dia masih mencari-cari di
mana dia akan berdiri. Di sebelahku memang ada sedikit celah untuk seorang
lagi, agar saf benar-benar rapat.
Imam sudah
mulai bertakbir untuk memulai salat. Semua fokus menyelesaikan salat Isya dan
selesai lebih kurang lima belas menit kemudian. Selanjutnya, kami mulai
bersiap-siap untuk melakukan zikir bersama. Semua khusyuk dengan ibadah
masing-masing. Suasana sunyi dan senyap. Zikir yang dilakukan adalah zikir di
dalam hati. Jadi, masing-masing hanya fokus dengan diri sendiri.
Semua yang ikut
salat berjamaah tadi, terlihat berada dalam barisan, termasuk gadis manis yang
masuk terlambat. Dia, tetap duduk di sebelahku, saat kita sama-sama akan mulai
berzikir. Saat zikir sudah dimulai, tidak ada lagi yang bergerak dan melihat
suasana kiri kanan. Semua tunduk menyelesaikan zikir masing-masing.
Tidak berapa
lama, lebih kurang sepuluh menit setelah proses zikir berjalan, konsentrasi
semua di ruangan tersebut, tiba-tiba sedikit terusik. Sebagian mulai hilang
konsentrasi. Namun, belum ada seorang pun yang mengangkat wajah untuk
mengetahui kejadian sebenarnya. Terdengar suara pintu keluar dibuka. Semua
masih tetap mempertahankan kekhusyukan ibadah masing-masing sampai selesai.
Begitu zikir bersama selesai, suasana mulai berisik.
"Siapa
yang buka pintu tadi?" tanya seseorang.
Jamaah lain
turut mempertanyakan hal yang sama. Tetapi, tidak ada siapa pun yang
menjawabnya. Spontan aku menoleh ke kananku, karena seperti ada yang kosong.
Aku hanya melihat telekung putih yang ditinggalkan begitu saja. Oh, rupanya
gadis manis tadi yang keluar. Kenapa dia keluar?
Salah seorang
bergerak ke luar dan bertanya kepada penjaga di pintu masuk, “Ada yang ke luar
dari ruangankah?”
“Tidak ada yang
terlihat berjalan keluar,” jawab si penjaga.
“Lho, terus
siapa yang keluar tadi, ya?”
Tiba-tiba bulu
kudukku meremang dan keringat dingin mulai bercucuran membasahi tubuhku. Aku
terduduk lemas. Masih terbayang cukup jelas gadis manis berwajah pucat dengan
senyum menawan itu. Ternyata ….
Wahh siapakah dia yang ikut shalat di sebelahmu kak??
ReplyDeleteHahaha, ayo siapa? Mau kenalan?
Delete