MENABUNG AMAL DENGAN BUKU
Jika kau bukan
anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. Begitulah Imam Al
Ghazali berpesan. Dan, Ali bin Abi Thalib menegaskan pula bahwa, “Semua
penulis akan meninggal, hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka
tulislah yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti”.
Dua pesanan bijak tersebut,
cukup memberi landasan kokoh, mengapa setiap kita perlu mengamalkan dan
mempertahankan kebiasaan menulis. Menulis tidak sekedar menulis. Tapi, menulis
yang mendatangkan manfaat, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi
orang lain. Sebuah peluang besar untuk mengumpul amal. Amal jariah. Amal yang
akan menolong kita di alam sana.
Sebagaimana semua
tahu, bahwa salah satu di antara amal jariah yang akan membahagiakan kita nanti
adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat tersebut tidak hanya dapat
disebarkan langsung melalui pengajaran dengan tatap muka, tetapi juga bisa
secara tidak langsung. Pengajaran secara tidak langsung itu dapat dilakukan, di
antaranya adalah melalui buku. Mengabadikan tulisan dalam bentuk buku merupakan
salah satu cara menebarkan manfaat lebih luas kepada orang lain. Menebarkan ilmu yang kita miliki, agar dapat
dipelajari dan dipraktekkan atau bahkan diamalkan oleh orang lain, adalah amal
yang tidak pernah putus dan menjadi royalti sepanjang masa.
Saat baris-baris
tulisan yang terkumpul dalam sebuah buku, dibaca dan menjadi ilmu bagi si
pembaca, maka sejak itulah amal mengalir dan menjadi tabungan. Layaknya sebuah
tabungan, tentulah akan digunakan bila diperlukan atau saat jumlah yang
diinginkan sesuai dengan maksud tabungan
itu dibuat. Begitu jugalah buku-buku yang kita tulis. Tabungan itu akan
digunakan pada saat diperlukan nanti. Yaitu, saat hitungan amal kita di alam
sana mulai dikira satu per satu. Alangkah mudah sebenarnya memperbesar jumlah
tabungan tersebut. Hanya dengan terus menulis dan membagikannya, salah satunya
melalui buku.
Di antara buku yang ada tulisanku di dalamnya. Foto oleh: Amalia Ghassani Mizanina |
Sesuai dengan
perkembangan zaman, buku sudah tidak hanya berbentuk fisik yang bisa dipegang,
dielus dan dicium bau harum kertasnya. Saat
ini, banyak buku yang tersedia dalam bentuk e-book. Buku elektronik ini
makin memperkaya dan mempermudah kita menambah tabungan amal. Karena buku maya
tersebut tidak ribet penyelesaian dan penyediannya. Hanya dengan mengunduhnya
secara online, maka buku sudah tersimpan di dalam peranti elektronik yang dimiliki. Harganya yang lebih murah, semakin
memudahkan siapa saja memilikinya.
Dengan demikian semakin banyaklah yang bisa membaca dan mengambil
manfaat darinya. E-book adalah
alternatif terbaik saat ini, agar kita bisa punya buku yang biaya produksinya
tidaklah semahal biaya mencetak buku secara fisik. Seharusnyalah kita semua
memanfaatkan peluang yang ada untuk membengkakkan tabungan amal masing-masing,
sehingga bisa membantu kita saat diperlukan nanti, Goreskanlah penamu dan
teruslah menulis untuk memberi manfaat seluas-luasnya. Manfaatnya tidak hanya
untuk orang lain, tetapi yang paling utama adalah manfaat bagi diri sendiri. Yaitu
untuk menambah kredit poin bagi perjalanan hidup kita sebagai hamba-Nya, di
alam ciptaannya ini. Semoga…!
Wihh keren, satu bukubsama mamak dewie.. 🤗
ReplyDeleteterima kasiiih, iyaa, satu buku sama mamak Dewie...heheeh
DeleteMari menulis 😁
ReplyDeletemariiii....
DeleteJadi makin semangat menulis. Jadi pengen menelurkan buku. Jadi pengen terus2an menulis. Terima kasih. So inspiring.
ReplyDeleteterima kasih kembali, ayooo...semangat terus nulisnyaa ya?
DeleteSaya baru tahu bahwa menulis juga bisa jadi ladang amal... Ehm kalo begitu tulisan selanjutnya harus sedikit ada ilmu untuk yang membaca, terimakasih kak... Kutipan di tulisan bolehkah saya kutip kembali?
ReplyDelete